Buka usaha sendiri, kalau punya modal, skill dan kemampuan pemasaran, dijamin tanpa masalah. Usaha dijalankan seperti perusahaan, tinggal jadi boss, yang tidak bisa dikerjakan sendiri, rekrut orang yang dibayar sebagai karyawan. Money talk, the way to success. Namun pingin usaha, modal minim, skill terbatas, tak mampu bayar orang dan ragu ragu soal pemasaran, apa harus diam dirumah aja? Tiap hari butuh makan. Tinggal dikampung lagi. Apa yang harus dilakukan? Jadilah start up kampung, membangun bisnis dengan kearifan lokal kampung. Apa bisa? Ya harus belajar dan berani memulai. Berikut berbagi tips menjadi start up kampung berdasarkan pengalaman pribadi, tanpa banyak teori. Eksperimen aja dilapangan. Semoga menginspirasi.
Berani memulai, bukan menunggu berani
Bas base kok begini, kok begitu. Istilah Jawa tentang rasa khawatir dan cemas terhadap suatu rencana. Itu yang selalu ada dibenak seseorang ketika memulai sebuah langkah. Akhirnya tak melakukan apa apa, dan hanya menunggu berani. Sampai kapan? Sampai jadi penonton orang lain sukses dan kita ketinggalan kereta. Penyesalan tiada guna karena hidup hanya menunggu dan menunggu doang. Emang mau?
Kadang kita itu terbiasa memutuskan sendiri hasilnya pasti begini. Kok berpikir begitu? Artinya itu doa yang celakanya terkabul. Karena tak bertindak, hasilnya ya tidak ada. Sampai kapan?
Berani memulai adalah langkah yang harus dilakukan sekarang dan tidak pakai lama, apalagi menunggu keadaan sempurna. Sekali kali jalan jalan ke sekitar tempat tinggalmu dan temukan ide apa yang bisa dikembangkan. Tak bisa? Ya carilah dikampung kampung lainnya. Saya sendiri termasuk Nonggo kampung. Artinya mensupport kampung sebelah yang bisa diajak kolaborasi dan punya niat untuk maju. Yang penting membangun pengalaman, belajar peka, nambah ilmu dan saudara. Niatnya baik kok. Usaha tak akan mengingkari hasil. Tolong menolong lah dalam kebaikan, rejeki akan datang dari pintu manapun yang tak disangka sangka.
Ketokohan start up kampung.
Disetiap kampung pasti ada tokoh pioner yang sangat berpengaruh pada kampung tersebut. Kenalilah siapa mereka. Mereka bisa tua, muda, pejabat kampung seperti RT dan RW. Tokoh pemuda, tokoh agama dan bisa juga orang biasa. Cirinya, diajak omong itu nyambung, mau diajak kerja, visioner dan ramah pada pendatang baru. Orang yang curigaan, hindari saja. Frekuensimu tak nyambung dengan dia.
Kenalilah potensi kampung dengan melihat visual langsung, wawancara dengan tokoh dan cari info potensi setempat itu apa. Bisa sejarah. Bisa ekonomi. Kemampuan peka seperti ini saya dapat dari Kompasiana. Sebagai penulis, saya jadi bisa peka lingkungan, karena saya harus dekat dengan sumber berita yang sedang saya ingin tulis. Terima kasih Kompasiana.
Setelah ketemu tokoh dan bicarakan ide, maka bangunlah sinergi setempat. Tetapkan tujuannya apa. Misal pemberdayaan masyarakat dengan pemberdayaan Budi daya ikan nila dengan tehnologi bioflok. Atau dengan mengangkat sejarahnya, hingga tercipta wisata heritage, seperti di kampung Heritage kayutangan kota Malang. Utamakan ide, hingga warga sekitar punya passion buka usaha dan membuka lapangan kerja baru. Misal menjadi pemandu wisata kampung atau pengrajin souvernir untuk oleh oleh wisata kampung.
Ketokohan kampung ini perlu kamu rangkul, karena dia motor utama yang mengawal kembang tumbuh suatu destinasi kampung dimasa mendatang. Jika ada masalah, dia akan mampu menengahi. Jika butuh swadaya, dia adalah pemimpin yang disegani dan punya power mengajak masyarakat sekitar berkolaborasi. Kita bukan lagi memerintah orang lain agar kerja, tapi mengajak mereka punya upaya membangun kampung agar tumbuh ekonomi kreatifnya. Tidak melulu tarikan urunan terus, tapi ide ini memberdayakan masyarakat agar berkembang dan jadi milik warga setempat. Dan masyarakat setempat punya kebanggaan atas majunya kampung dan punya penghasilan dari usaha tersebut. Sebagai start up harus jujur dan penuh semangat, karena ini SDM masyarakat dan buat rapat berkala untuk membentuk jaring komunikasi yang solid. Start up bukan memperalat warga kampung untuk tujuan pribadi. Itu pembodohan namanya. Sebagai start up artinya memberikan ruang dan kesempatan berkarya bagi semua orang agar sukses sesuai jalannya masing masing, sesuai peran yang diembannya dalam kampung tersebut.
Namun dalam ide start up kampung ini, jangan tergantung pada ketokohan belaka. Artinya, kita menaruh harapan terlalu besar dipundaknya. Harus dia dan harus ada dia. Bagaimana jika dia ada urusan penting luar kota? Bagaimana jika dia jadi start up dikampung sebelah? Bagaimana jika dia karena masa jabatan sebagai RT atau RW harus berakhir dan tidak terpilih kembali? Apa progres akan ending story? Start kampung bukan program temporer bergantung lakon ketokohan seseorang. Jadi bagaimana solusinya?