Sahabat Ruang Kelas Alternatif, menulis itu Hobby. Kadang kita dalam posisi mati ide. Kadang postingan tulisan kita masuk dalam ruang dead post. Minim pembaca. Padahal tulisan kita sudah dikemas menarik menurut diri kita sendiri. Kenapa ya? Berikut coba meneliti dan mengintrospeksi diri, kenapa tulisan kita masuk ranah dilewati saja. Berikut ulasannya.
Biarkan Foto Bicara
Awal awal menulis, saya kurang memperhatikan foto pelengkap untuk artikel tulisan saya. Ambil dari google, pasang sebagai ilustrasi belaka. Kadang foto dan isi artikel tidak nyambung.
Seni menulis dan seni fotografi ternyata dua Hobby yang ada di dunia masing masing. Beruntunglah saya, sekarang ada smartphone, sehingga belajar fotografi, sekaligus menulis cukup disatu gawai saja. Simpel.
Saya biasanya cari object foto terlebih dahulu. Yang sudah cantik natural tak perlu menambah efect lagi. Tapi yang perlu sentuhan effect, biasanya saya gunakan aplikasi lumy atau snapsheed. Saya tak pernah ambil pusing mau foto apa. Asal jepret saja. Seperti foto berikut ini, disebuah sungai kecil di daerah tumpang
Foto ini saya simpan saja di memori hape. Ada banyak foto yang saya simpan. Saat longgar, saya lihat lihat kembali foto tersebut. Biasanya ide muncul, dan menulislah saya. Tak perlu ribet, ya di hape juga.
Berikut contoh foto yang saya edit
Dari segi artistik fotografi, saya belum ekspert. Masih amatiran. Tak ada teorinya, asal jepret, filling saja. Tujuan saya adalah memberikan sentuhan foto dalam setiap artikel yang saya buat. Karena bagi saya, biarkan foto yang bercerita. Narasi artikel turut menguatkannya. Dan saat orang lain browsing di google, mereka akan menemukan foto foto karya kita. Itu akan jadi ciri khas yang membanggakan bagi para penulis.
Foto artistik memperkuat Narasi
Belajarlah foto untuk tujuan memperkuat narasi. Itu saja tips yang sedang saya kembangkan belakangan. Artikel saya yang menggunakan foto download dari google, terasa hambar. Artikel dan foto ingin saya satukan spiritnya.
Demikian inspirasi kali ini semoga bermanfaat.