Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Garis Batas Van Mook

Diperbarui: 23 November 2020   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dokpri Reenactor Ngalam

Sisa keangkuhan Belanda. Penjajah semena mena. Memotong tanah air tercinta. Seperti kue bolu sesuka suka

Batas imajiner Van Mook. Memisah republik dengan pendudukan. Seolah itu tanah moyangmu. Membatasi gerak anak bangsa. Tak bisa bebas merdeka. Terbelenggu. Terjajah. Terpenjara.

Garis pembatas. Antara pejuang dan penjajah. Memisah jiwa merdeka. Diantara garis khayalan belaka. Siapa menerobos pasti tersiksa. Padahal ini negeri mereka sendiri. Tapi dilarang larang Belanda.

Bersyukurlah anak bangsa. Harga merdeka mahal harganya. Hargailah pahlawan negara. Yang rela mati untuk merdeka.

Isilah merdekamu dengan karya. Sejarah jangan kau lupa. Tunjukan prestasi luar biasa. Banggalah menjadi Indonesia

Garis Van Mook Pudjon, 23 November 2020

Oleh Eko Irawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline