Aku sudah lelah sendiri.
Kemana mana tak ada yang Temani. Tak ada yang tanya aku dimana kini. Tak ada yang mencari saat aku pergi. Dibiarkan seperti tak dibutuhkan lagi.
Sakit tak ada yang khawatirkan diriku. Sedih tak ada yang menghiburku. Sukses tak ada yang ucapkan selamat padaku.
Aku ada. Tapi tak dibutuhkan. Dibiarkan, hanya bicara pada kesendirian.
Lama lama aku bisa gila. Karena saat aku butuh seseorang, aku bicara sendiri pada kaca. Sulit sendiri. Tanya sendiri. Dijawab sendiri. Terus apa artinya hidupku?
Aku tak pernah muluk. Aku hanya ingin punya kekasih. Yang menyambutku saat aku datang. Yang menyiapkan menu, saat aku kelaparan. Yang setia temani, saat aku kesepian.
Kuharapkan dia datang. Genggam tangan ini, dan bersama berjuang. Aku juga bukan tontonan wayang. Yang diam saat tak dibutuhkan untuk datang.
Aku ingin hidup menyemaikan cinta. Bersama kekasih pujaan hati punjangga. Bukan dihitung dari ada tidaknya dana. Tapi saling terima apa adanya.
Aku hanya ingin punya kekasih. Dan siapun dia, semoga dia datang secepatnya. Aku sudah bosan sendiri. Hidup sia sia dan rugi. Dalam doa kumenunggu. Aku butuh kehadirannya sekarang. Tak perlu alasan palsu.
Aku sungguh sungguh cintaku. Tulusku ini milikmu. Aku butuh kehadiranmu. Menemani hari hari sepi sendiriku.
Datang dan bawalah aku pergi