Putriku tertawa terbahak. Saat temukan surat pink dalam tas lusuhku.
Puluhan surat yang tak sampai. berisi pujian dan harapan. saat ayahnya ini seumuran anakku sekarang.
Sungguh kuno jejak asmara jaman dulu. Dalam amplop berisi surat.
Warna pink. Warna cinta. Dan Wangi.
Putriku membacanya keras keras. aku tersipu malu. seolah aku remaja lagi.
kenangan Belasan tahun lalu. lucu, romantika remaja pada jamannya.
Bukan gaya milenial jaman putriku. via aplikasi.
Kok Bukan untuk Mama?
Ini memang bukan untuk mamanya. Tapi untuk Gadis bernama Reni.
Reni yang tak pernah tahu perasaanku. Reni yang telah pergi.
Wajahku memerah, diledek habis putri remajaku sendiri.