Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Puisi: Bincang Warung Pinggiran

Diperbarui: 7 November 2020   02:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri foto warung kopi Joyo, Kepuh, malang

Ini bukan cafe. Bukan pula resto. Ini hanya warung pinggiran. Lapak usaha untuk bertahan hidup. Mengais rejeki. Dipinggir jalan ini.

Semakin malam, semakin seru. Diisi Abang berjaket hijau. Dipadati mahasiswa luar pulau. Yang  nongkrong sampai pagi. Berkumpul untuk sekedar ngopi. Menghias malam dengan gurau dan diskusi.

Bincang warung pinggiran. Dikira nongkrong tanpa makna. Tapi itu hak mereka. Yang bicara nilai. Tentang aturan. Namun itu tak penting. Karena disini. Sumber inspirasi yang tak akan basi. 

Tak pernah disangka, disinilah kutemukan dirimu. Bersama kopi. Ditengah kepulan asap rokok lelaki. Kamu hadir bagai bidadari. Menemani malam demi malam yang sepi. Sesekali bertemu disini. 

Kadang bercanda. Kadang marahan. Kadang sedih. Kadang penuh harap. Semua jadi menu disini. 

Kelak tempat ini akan jadi kenangan. Tentang semua ini. Biar apa kata orang. Aku disini untuk tulusnya hati. Disinilah bincang itu dimulai. 

Bincang warung pinggiran. Tak bertepi kerinduan. Tempat menunggu janjian. Bersamamu dalam harapan. Entah sampai kapan. 

Malang, 7 November 2020

Oleh Eko irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline