Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Puisi: Tulisan Tanpa Pembaca

Diperbarui: 4 November 2020   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri ilustrasi pustakaku

Buku sahabatku

Sepanjang waktu, sepanjang hidupku, kau ada untukku. Menemani nafasku. Aksaramu membentuk pemahamanku. Menulisku karenamu. Lembarmu jendelaku. Melihat dunia. Darimu mata air ilmu. Yang mengalir.

Tanpa menulis, aku akan jadi onta. Yang memikul buku dunia. Tapi tak paham aksara. Hanya segudang lembar tanpa makna.

Tapi tak semua bisa menulis. Pena serasa tumpul. Takut tanpa alasan. Ragu ragu tanpa kata. Diam tanpa bahasa. Tulisan tanpa pembaca.

Menulispun kadang tak terbaca. Aku mencintai literasi. Tapi tak semua nafas punya waktu berliterasi. Sudah tak dibangku sekolah katamu. Malaslah dalihmu. Membaca bukan laparmu. Apalagi menulis bukan hausmu.

Dan Menulispun takut. Tak punya motivasi. Baca tulis seolah mati. Ada, tapi tiada. Seolah sia sia. Takut tak ada pembaca.

Sungguh,

Banyak yang pintar bicara. Tapi hanya sesaat itu saja. Tapi jejak pena tak akan sirna. Akan terbaca sampai nanti.  Jejak pena abadi. Walau sekarang tak berarti

Malang, 4 November 2020

Oleh Eko Irawan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline