Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Puisi: Masa Depan dalam Secangkir Kopi

Diperbarui: 26 Oktober 2020   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri secangkir kopi

Secangkir kopi

Paduan pahit dan manis. Disana ada filosofi. Tentang kita. Untuk ada duduk disini. Membahas. Merangkai asa. Tentang pahit dan manis.

Secangkir Kopi

Menemani diskusi. Tentang rasa. Tentang masa depan. Dibahaspun hanya jadi tanya. Kenapa kita bertemu. Kenapa rindu terlarang. Kenapa manis harus berbalut gamang. Ketika harus pahit, menerima untuk terus berjalan. Membangun asa yang manis.

Secangkir kopi

Rasa ini terus bergelora. Aku berharap dalam mimpiku. Kamulah yang terbaik. Karena bukan karena aku punya apa. Tapi kamu masih tersenyum saat hanya ada secangkir kopi

Kisah akan terus berjalan. Kadang cangkir ini kecil. Kadang cangkir itu besar. Semalam dirimu ada bersama cangkir besar itu. Hampir pagi terus merangkai. Bersama cangkir besarmu. Diminum seteguk demi seteguk. Hingga pagi menjelang.

Secangkir kopi

Yang tak akan mau pergi. Karena hati telah tersandera. Tumbuh dalam asa. Tumbuh dalam silang pendapat. Mekar dalam ketidakmungkinan. Ternyata ada masa depan dalam secangkir kopi. Ada saat bersamamu. Ada saat dekat denganmu

Malang, 26 Oktober 2020

Eko Irawan, Tlatah bumi Slilir, bersama ikan ikan....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline