Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Jadi Penulis? Siapa Takut, Kompasiana Tempatnya

Diperbarui: 22 Oktober 2020   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari https://www.kompasiana.com/

Menulis adalah media aktualisasi diri agar seorang penulis punya tempat mengekspresikan diri. Dan rumah besar para penulis itu adalah kompasiana. Saya pribadi baru bergabung menjadi kompasianer sejak 2 tahun lalu. Kemajuan tehnologi, memang memudahkan seorang blogger menunjukan hasil karyanya. 

Saya Merekomendasikan Kompasiana sebagai rumah besar para penulis, karena  dengan gabung menjadi Kompasianer, kita bisa menjadi sesuatu. Apa itu? ini jejak langkah menjadi sesuatu karena diantar Kompasiana. B

ukanlah sombong, karena sebelum menjadi kompasianer, saya bukanlah siapa siapa. Tulisan saya juga tidak begitu fenomenal. Saya hanya merekam apa yang saya jumpai disekitar saya. 

Kalau tidak dapat ide, saya menulis puisi atau cerpen. itupun biasa biasa saja. di Kompasiana, saya juga belum pernah dapat K-Reward. Namun sebagai penulis biasa biasa saja, saya menemukan sesuatu. Semoga tulisan saya ini menginspirasi.

Keajaiban Dunia Online

Ketika seorang anak sekolah membutuhkan suatu informasi, maka langkah awalnya tidak perlu jauh. cukup Tanya Mbah Google. Inilah Keajaiban dari dunia Online dewasa ini. 

Mesin Pencari Google adalah solusi kekinian, siapapun yang butuh Informasi. kemunculan tehnologi android, semakin memudahkan siapapun mencari sesuatu, karena semua ada digenggaman kita. Google ada di Smartphone androidmu. Keajaiban Dunia online telah merubah life style manusia yang hidup di dunia milenial. 

lalu apa korelasi menjadi kompasianer dengan keajaiban dunia online?

Saya pribadi berusaha menjadi penulis sejak jaman kirim naskah ke majalah remaja dengan cara mengetik dengan mesin ketik manual. kurang lebih tahun 1987, Jaman Novel Lupus lagi populer. waktu itu saya masih dibangku SMP.  

Saya terinspirasi menjadi penulis karena setahun sebelumnya saya menang dalam lomba mengarang kisah heroik perjuangan kemerdekaan yang diadakan disekolah. 

Namun tak satupun naskah tersebut  pernah diterbitkan majalah populer. Sedih iya, karena untuk kirim naskah tersebut harus beli kertas, mengetik di mesin ketik manual. Kalau salah harus mengulang dari awal. Naskah jadi, harus dikirim via pos. dan itupun berbayar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline