Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Berbagi Kisah, Kenapa Harus Menulis?

Diperbarui: 6 Februari 2020   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gambar dari https://www.macattram.com/

Saat kita di bangku sekolah atau kuliah, menulis merupakan kegiatan intelektual yang memacu motivasi belajar. Setelah kita lulus dan bidang pekerjaan kita hanya karyawan tanpa ada aktifitas menulis, apakah menulis masih diperlukan? Semua Orang di era milenial sebenarnya bisa menulis, minimal menulis status di media sosialnya masing masing. Jika anda bilang tidak bisa menulis, terus apa yang anda ketik di aplikasi whats Up ketika chatting itu? apakah itu bukan tulisan? 

Penulis Autodidak.

Ragu ragu adalah penyakit akut dari penulis pemula, apalagi Penulis autodidak yang nota bene tidak menguasai landasan teori kepenulisan. Salut pada mereka yang secara keilmuan, memang tidak memiliki basic kepenulisan tapi punya pasion kuat dalam dunia kepenulisan. Dan sangat aneh bila mereka mempunyai basic keilmuan menulis dan ditopang dukungan ebook dan kelas menulis, tapi masih juga ragu ragu memulai menulis dari mana.

Saya termasuk penulis autodidak. Saya tidak kenal teorinya, tapi saya menulis hanya berbekal semangat untuk tulis, tulis dan terus tulis. Nekad saja. Bagaimana dengan Anda?

Di era Milenial, dengan dukungan tehnologi kekinian, proses menulis sudah sangat terfasilitasi. Bikin akun. Nulis di media secara online. cermati aturan dan ketentuannya. Jadi deh. Bayangin betapa sulit penulis di masa belum ada Internet? Beli kertas. Mengetik Manual di Mesin ketik. Kalau salah atau ada yang perlu diedit, harus ngetik lagi dari awal. Karya sudah jadi dikirim via pos. Iya Kalau diterima, Kalau ditolak? Buang waktu, buang biaya. Terus Kapan terkenalnya? jika ada anak jaman now masih bilang kesulitan menulis rasanya menjadi sangat aneh. Kemudahan ada digenggaman anda, apa yang sulit?

Bangun Motivasi, Miliki Ekspektasi Passionmu

Jujur sampai hari ini Karya tulis saya berupa buku belum pernah ada. Punya buku karya sendiri merupakan kebanggaan dari setiap penulis. Dan kebanggaan itu tidak bisa dinilai rasanya. Punya buku sendiri adalah motivasi dari setiap penulis, termasuk saya.

Saya sadar, jika saya tiba tiba menerbitkan buku dan  di cover depan buku itu tertulis nama saya, apakah akan ada yang beli buku saya tersebut? Padahal untuk menerbitkan buku secara mandiri diperlukan biaya yang tidak sedikit. Banyak hal yang harus dibangun terlebih dahulu sebelum anda berani menerbitkan buku anda sendiri. Dan itu diawali dengan pertanyaan, "siapa sang penulisnya dan materi apa sehingga khalayak pencinta buku wajib membeli karya anda itu."

Bagaimana caranya? Lha, mencari ide untuk mengawali menulis saja belum mampu dilakukan, apalagi kepikiran menerbitkan sebuah karya. Menulis memang mudah, tapi menulis akan menjadi sulit jika  tidak punya motivasi untuk apa menulis. Sekalipun motivasi anda itu besar dan berapi api, tapi anda belum menemukan passion menulismu, maka sama halnya tentara pulang balik dari medan perang. Artinya sudah kalah sebelum perang.

Watak pecundang sangat tidak direkomendasikan dipelihara oleh setiap orang yang ingin menulis. Yang harus dimiliki adalah miliki ekspektasi dari passionmu sendiri. Pertanyaannya, Kenapa harus menulis?

Temukan Passionmu, Jelajahi apa Tujuan hidupmu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline