Selamat Hari Buku Sedunia Yang dirayakan pada tanggal 23 April. Pencanangan ini diawali oleh lembaga dunia UNESCO sebagai Peringatan Hari Buku Sedunia, yaitu untuk mempromosikan budaya membaca, penerbitan, dan hak cipta. Kegiatan ini dirayakan untuk pertama kalinya pada tanggal 23 April 1995. Bagaimana peran Reenactor dalam dunia Literasi, Mari Kita Kupas bersama.
Buku Sumber belajar Historical Reenactment
Buku adalah salah satu sumber belajar sejarah yang didalami oleh para Reenactor. Salah satunya adalah Buku 30 Tahun Indonesia Merdeka.
Kenapa memilih buku ini menjadi acuan? Karena dalam buku ini banyak menyajikan foto otentik Kisah Perjuangan Tahun 1945 s/d 1949. Tentunya Reenactor yang dimaksud disini adalah Reenactor yang mendalami era Perang Kemerdekaan. Untuk Yang mendalami era Jepang, Perang Dunia dan tema tema lainnya sesuai genre Reenactment yang dipelajarinya, membutuhkan buku acuan lainnya. contoh buku buku sebagai berikut
Membaca bagi Reenactor sangat penting, Karena untuk meminimalisir gagal paham materi sejarah yang akan direka ulang. Contoh pemakaian Kostum, peralatan atau gears dan senjata dummy yang digunakan bersumber dari data dan foto otentik yang ada dalam buku buku yang menyajikan banyak informasi seperti tersebut diatas.
Sebagai Metode pembelajaran sejarah, Reenactor berupaya membangun metodelogi yang bagaimanakah yang kekinian, agar belajar sejarah lebih menarik, salah satunya melalui foto yang bersumber dari buku buku tersebut. Tentunya masih banyak buku literasi yang lain yang jadi acuan. Belajar dari foto adalah cara paling menarik, karena bisa mencari model yang digunakan pada masa tersebut, untuk kemudian disesuaikan dengan era kekinian.
Setelah penyesuaian apa yang digunakan dan digunakan untuk sebuah kegiatan, tentunya para reenactor bukan sekedar cosplay. Artinya harus tahu, jika memakai pakaian tersebut harus bisa bercerita tentang sejarahnya, kejadiannya bagaimana dan jika ditanya akan mampu menjelaskan. Mau tidak mau para Reenactor ini akan meningkatkan kapasitas belajar dan pengetahuannya. Jadi, membaca literasi sejarah akan menarik dan tidak membosankan, karena diajak berinteraksi secara berkelanjutan dengan materi pembelajaran yang akan dilakukan. inilah menariknya belajar sejarah ala Reenactor.
Reenactor dan Taman Baca
Reenactor Ngalam dengan Musiumnya berupaya membantu semaksimal mungkin para sahabat Reenactor yang berminat belajar sejarah ala Reenactor. Dengan apa? Dengan mendirikan pojok taman baca di dalam Musium Reenactor
Taman Baca ini adalah upaya menumbuhkan minat baca dan menulis, terkhusus untuk tema sejarah. Buku buku ini berasal dari Koleksi Pribadi dari Rekan rekan Reenactor Ngalam sendiri. Jika selama ini para Reenactor mengkoleksi buku buku untuk kepentingan pengetahuan pribadi, di Reenactor Ngalam berupaya menyajikan koleksi ini menjadi Perpustakaan, sehingga bisa jadi Ilmu yang bermanfaat bagi yang mau membacanya.
Belum Banyak memang koleksi yang disajikan, namun langkah ini merupakan langkah awal menyediakan literasi sejarah yang dibutuhkan bagi yang tertarik belajar sejarah. Teruntuk Saudara saudara yang berkenan, monggo memberikan donasi bukunya untuk Taman Baca di Musium Reenactor. Kami tunggu. Semoga kedepan, Koleksi ini semakin meningkat dan bermanfaat sebagai sumber belajar sejarah.
Selamat Hari Buku Sedunia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H