Lihat ke Halaman Asli

Eko Irawan

Menulis itu Hidup

Tawangsari Kampoeng Sedjarah, Membangun Peluang Kerja di Kampung Sendiri

Diperbarui: 6 April 2019   04:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Reenactor Ngalam dalam Jelajah Kampung (dokpri)

Ini adalah sebuah ide bagaimana sebuah kampung mampu menjadi destinasi wisata berbasis sejarah. Untuk mengawalnya, sebuah tantangan besar bagi Reenactor Ngalam agar ke depan konsep wisata kampung mampu menyediakan lapangan kerja, memberikan kesejahteraan bagi warganya, dan menjadi destinasi wisata sejarah.

Ini ada di Malang Jawa Timur bernama Kampung Tematik "Tawangsari Kampoeng Sedjarah" dan inilah satu-satunya di Indonesia. Sebuah kampung, punya museum sendiri. Artikel berikut mencoba mengupasnya lebih dalam tentang Kampung Sejarah.

Kampung Sejarah, Kampungnya Laskar Rakyat Penggiat Sejarah
Dalam sejarah perang kemerdekaan masa Agresi Belanda, Sumbersari adalah markas Komando Gerilya Kota yang dipimpin oleh Kapten Soemitro. Jabatan beliau terakhir adalah Pangkobkamtib era Presiden Soeharto dengan pangkat Jendral. Selama di Sumbersari, Kapten Soemitro menyamar sebagai tasrip yang dikukuhkan dengan KTP terbitan Belanda. 

Fungsi Markas Komando Gerilya adalah sebagai markas utama memantau pergerakan pasukan-pasukan Belanda dan tempat pertemuan para pejuang. Pahlawan asal Malang, Mayor Hamid Rusdi, adalah komandan dari Kapten Soemitro. Dalam rangka konsolidasi pasukan TNI, wilayah Sumbersari menjadi Markas Komando Gerilya yang paling strategis karena dekat dengan pusat kota. 

Kisah heroik perjuangan ini selalu diingat dan dikenang warga Sumbersari dan menginspirasi para pemuda Dusun Tawangsari. Sekarang wilayah RW I Kelurahan Sumbersari mendirikan sebuah komunitas pegiat sejarah bernama Reenactor Ngalam sejak tahun 2007. Komunitas ini mulai aktif dalam kegiatan kesejarahan di Kota Malang maupun luar kota dan bersifat keswadayaan. 

Sembilan tahun kemudian, tepatnya pada 2016, komunitas ini bersama masyarakat RW I diminta pihak pemerintahan Kelurahan Sumbersari untuk membuat sebuah formulasi perencanaan pembangunan berbasis masyarakat dengan mengangkat potensi asli kampung. Diharapkan nantinya bisa memberi kontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan mewadahi ekonomi kreatif, juga membuka peluang lapangan kerja secara inklusif. 

Formulasi perencanaan dari warga dan komunitas Reenactor Ngalam tersebut diberi nama "Tawangsari Kampoeng Sedjarah" dan diikutkan sebagai salah satu peserta Festival Rancang Malang, lomba kampung tematik yang diadakan Pemerintah Kota Malang.

Pada 2017, Tawangsari Kampoeng Sedjarah masuk sebagai nominasi 15 besar pemenang lomba kampung tematik. Hadiahnya berupa realisasi usulan terpilih sesuai penetapan anggaran yang telah ditentukan oleh dewan juri dan dianggarkan dalam DPA Kelurahan Sumbersari tahun anggaran 2017.

Realisasi baru berupa pembangunan gedung untuk museum dengan mekanisme melalui lelang elektronik di LPSE. Hal ini merupakan bentuk perhatian dari Pemkot Malang memberikan dukungan pada masyarakat Kelurahan Sumbersari.

Pada 2018, gedung selesai dibangun dan diserahkan kepada penggelola. Reenactor Ngalam selaku penggelola museum, berswadaya bersama menata display museum secara mandiri. Berikut dokumentasi foto isi dari museum Reenactor Ngalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline