Saya pribadi sangat mendukung adanya pemberian pelajaran Bahasa daerah sebagai muatan lokal yang diberikan disekolah. Saya sadar, Bahasa daerah selaku kekayaan bangsa Indonesia harus dilestarikan.
Salah satu metode melestarikannya adalah memberikan pelajaran dimaksud disekolah. Mampukah anak Jaman Now menerima materi pembelajaran bahasa daerah disekolah? Mari Kita Bahas untuk memperoleh Pemahaman bersama tentang dilema yang dihadapi siswa dan pentingnya penyampaian mulok bahasa daerah.
Apa sih Muatan Lokal atau Mulok itu?
Indonesia merupakan Negara kepualaun dengan beragam budaya, adat sitiadat, bahasa dan ciri khas daerah masing-masin. Keberagam ini sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia, sehingga pendidikan dalam pelaksanaannya turut menyesuaikan diri.
Pelajaran muatan lokal atau biasa diakronimkan sebagai Mulok, merupakan pelajaran yang dikhususkan untuk mengenalkan peserta didik pada ciri khas daerah di mana peserta didik tinggal. Pengenalan ciri khas daerah ini berupa; budaya daerah, bahasa lokal (bahasa daerah), adat istiadat daerah, seni daerah (nyanyian, alat musik, musik, tarian dan seni lainnya), upacara-upacara adat, cerita rakyat, dan lain sebagainya.
Pelajaran Mulok juga mempelajari tentang potensi alam daerah, baik itu potensi alam yang ada di darat maupun di laut. Potensi daerah diperkenalkan agar peserta didik sudah sejak awal bisa melakukan perencanaan dalam mengembangkan sumber daya alam yang ada di dekatnya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran muatan lokal dimaksudkan agar peserta didik mencintai lingkungan alam, sosial, budaya, dan spritual di daerah di mana dia tinggal. Kemudian setelah dia mengenal dan mencintai maka tujuan selanjutnya adalah peserta didik menjaga, melestarikan dan mengembangkan keunggulan dan kearifan daerah yang akan berguna bagi dirinya dan lingkungan dearahnya dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Mulok Bahasa Daerah Perlukah?
Orang Jawa punya bahasa Jawa. Di era Kekinian, sangat banyak anak anak di pulau jawa yang tidak paham bahasa jawa. Mungkin dia bisa mengucap bahasa Jawa Ngoko, bahasa jawa yang digunakan komunikasi sehari hari untuk sepantaran. Namun dalam Khasanah orang Jawa, sangat riskan berbicara bahasa jawa ngoko dengan orang yang lebih tua.
"Wis Mangan Ndok awakmu?" tanya seseorang kepada seorang anak perempuan. Apa Yang Dia Jawab, "Sudah, Pak." Seperti inilah realitas yang terjadi. Ditanya dengan bahasa Jawa, secara esensi mengerti apa yang ditanyakan, tapi untuk menjawabnya dia kesulitan. Karena dia tidak paham padanan kata dalam bahasa jawa kromo inggil.
20 Tahun Lagi, si anak Perempuan ini akan menjadi seorang Ibu. Dia tidak paham bahasa jawa. Bahasa apa yang akan diajarkan pada putranya kelak? Dia sendiri tidak bisa berbahasa Jawa, trus anaknya kelak apa mengerti bahasa Jawa?