"Ketika seorang penulis hanya menunggu, maka sebenarnya ia belum menjadi dirinya sendiri". [Stephen King]
Di era sekarang, kemudahan tehnologi dalam mengakses informasi sangat mudah, dibanding era tanpa internet beberapa dasa warsa yang Lampau. Bahkan sekarang, tehnologi informasi sudah ada di genggaman.
Kemajuan tehnologi android telah merubah paradigma bahwa di hari ini, sebuah kejadian di belahan bumi yang lain dapat diakses sekarang juga sebagai live streaming. Berita Breaking news juga mudah diakses baik melalui seluler dan tehnology televisi.
Dengan latar belakang demikian, masihkah "banyak Alasan" adalah jawaban andalan kamu untuk menjawab dan menuangkan ide ide briliant yang bisa jadi sangat "bersejarah" itu dalam sebuah tulisan? Atau Karena Menunggu saat yang tepatkah? Kendala terbesar para penulis adalah menunggu hingga hasil karya tulisannya sempurna, seperti Sang Tokoh Penulis idamannya. Jika tulisanku spektakuler seperti tulisannya, maka aku akan menulis.
Kamu akan copy pastekan dia dalam dirimu. Jika kamu menunggu akan menjadi seperti itu, maka sebenarnya kamu belum menjadi diri sendiri. Kamu akan menjadi orang lain, dan tidak pernah mengenal dirimu sendiri. Padahal setiap diri pribadi punya"ciri khas" dan punya "Power dan keistimewaan" sendiri sendiri yang bisa mengangkat eksistensi dan karya kreatifitas pribadimu tanpa mendompleng sang tokoh idola.
Potensi itu ada dalam dirimu dan jika kamu menunggu sempurna dengan standar wajib seperti dia, sampai kapanpun kamu tidak akan pernah menulis, Karena waktu yang sempurna itu tidak pernah ada, yang ada kamu akan kehilangan ide ide yang bisa jadi itu sangat bermanfaat dan bersejarah.
Kenapa harus ditunda besok besok sebagaimana pepatah jawa "Ngenteni orong orong ngendong gong" artinya sebuah serangga kecil akan membawa alat gamelan gong yang 1000 kali lebih besar dari tubuhnya sendiri, mampukah? Jelas tidak mungkin. Karena potensimu diasah pelahan, kalau instan pingin cepat dengan copy paste, kamu tidak bakalan menjadi dirimu sendiri.
Biasakan Membaca untuk membuka wawasan
Pernah Baca Tulisan Bung Karno? Sebagai penulis besar, Bung Karno Kaya akan wawasan. Dari mana hal tersebut terbentuk? Bung Karno Hobby membaca. Koleksinya luar biasa dari berbagai disiplin ilmu dan literatur berbahasa asing. Padahal di era Bung Karno belum ada internet.
Mencari buku juga sulit, karena pemerintah Belanda membatasi perkembangan literasi. Membaca bisa membuka wawasan. Buku ibarat jendela dunia yang akan membuka wawasanmu seluas samudra dan selebar langit.
Jangan berpikir picik seperti katak dalam tempurung, karena malas membaca. Orang yang tidak pernah membaca, pengetahuannya menjadi sempit. Dalam Islam, Perintah Pertama yang wajib dilakukan adalah Iqro, yang artinya bacalah. Membaca itu perintah agama.