Bogosari (17/7/21). Perubahan iklim memberikan dampak kerugian yang luar biasa selama 10 tahun terakhir, mulai dari tingginya suhu yang membuat ketidaknyamanan hingga bencana yang menelan banyak korban jiwa. Namun ditahun 2021 ini, selain perubahan iklim juga diberikan ujian lagi yaitu dengan hadirnya pandemi covid-19.
Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro Bimbingan Ibu Dr. Naniek Utami Handayani, S.Si., M.T yang berlokasi di Desa Bogosari Kecamatan Guntur Kabupaten Demak dengan membuat program Webinar Lingkungan bertajuk "Tantangan Perubahan Iklim dan Problematika Lingkungan Hidup di Era Pandemi Covid-19". Webinar ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Cloud Meetings dimulai pukul 13.30 WIB dan dihadiri oleh 33 orang peserta baik dari masyarakat desa bogosari maupun masyarakat luar bogosari.
"saya rasa webinar bertemakan lingkungan ini sangat mengedukasi masyarakat tentang informasi dari adanya perubahan iklim dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghentikan laju perubahan iklim. Sehingga bisa mengurangi dampak yang diakibatkan oleh adanya perubahan iklim dan tentunya menjadikan lingkungan bumi yang lebih baik," ujar Eko Ari Wibowo selaku penyelenggara.
Pada awal materi, Ainur Ridho, S.Si sebagai Data Analist dan Peneliti di Caribencana.id, memaparkan bahwa sudah banyak bencana yang terjadi di Indonesia akibat adanya perubahan iklim. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menyebutkan pada kurun waktu 1 Januari - 31 Desember 2020, dengan total 2.952 bencana yang terjadi di Indonesia.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya adalah dengan dua langkah yaitu adaptasi dan mitigasi. Adaptasi merupakan upaya menemukan dan menerapkan cara-cara penyesuaian terhadap perubahan iklim seperti pengembangan varietas padi yang lebih tahan cuaca, penggunaan air secukupnya , pembangunan infrastruktur yang kokoh dan adanya pemetaan zona rawan bencana iklim. Sedangkan mitigasi merupakan usaha untuk mengurangi resiko terhadap peningkatan emisi gas rumah kaca seperti menanam lebih banyak pohon daripada menebang pohon, mengganti energi fosil dengan energi ramah lingkungan, mengurangi sampah dengan daur ulang sampah, mengubah limbah ternak menjadi biogas, dan menanam varietas padi yang menggunakan sedikit pupuk.
Pada sesi kedua, Miftahul Hudda, S.T sebagai koordinator Rumah Bibit Forum Demak Hijau (FDH) mengangkat topik kondisi penghijaun yang ada di Demak dan upaya FDH dalam mengatasinya. Ia memparkan kondisi Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan dari data Capaian Kinerja RTH Publik di Kab. Demak pada tahun 2018 menargetkan 20% RTH setara luasan 2.251,20 Ha. Akan tetapi realisasi RTH yang berhasil dicapai sebesar 47,13% atau seluas 53,05 Ha. Artinya dari 20% realisasi RTH pada tahun 2018 baru mampu tercapai sebesar 2,36% dari 20%.
Adapun upaya FDH dalam mengatasi problematika lingkungan yaitu melakukan kegiatan pembibitan pohon di Rumah BiBit FDH untuk keperluan penghijauan dan melakukan aksi bertajuk "Jangan Panik, Tanam Kami". FDH sebagai komunitas lingkungan, mengajak masyarakat untuk menanam pohon dan menjaga kelestarian lingkungan di masa pandemi covid-19.
Tak kalah menarik, pada sesi ketiga diisi oleh Moch Thariq Shadiqin selaku aktivis lingkungan yang mengangkat topik urgensi pengendalian sampah demi kelesatarian lingkungan hidup. Ia memaparkan kondisi sampah di Indonesia bahwa menurut KLHK, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia dengan memproduksi sampah 65,79 juta ton/tahun. Sehingga perlu adanya tindakan yang serius untuk mengurangi sampah plastik yang dibuang sembarangan dan perlunya penanganan sampah. Ada 5 tahap dalam menangani sampah yaitu pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir. Oleh karena itu, perlunya diterapkan Bank Sampah yang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.
Webinar Lingkungan ini bertujuan untuk mengedukasi kepada masyarakat khususnya masyarakat Bogosari dengan memberikan informasi dari adanya perubahan iklim dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menghentikan laju perubahan iklim. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah dengan tidak membuang sampa sembarang dan adanya pengelolaan sampah. Sehingga bisa mengurangi dampak yang diakibatkan oleh adanya perubahan iklim.