Lihat ke Halaman Asli

EKO SUSILO

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Pengalaman Mengikuti Program Asistensi Mengajar di SMKN 12 Malang Bersama Kelas XI Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM)

Diperbarui: 4 Juni 2024   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Saya Eko Susilo, mahasiswa S1 Pendidikan Teknik Otomotif, berkesempatan mengikuti program Asistensi Mengajar di SMKN 12 Malang. Program ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi saya untuk menerapkan pengetahuan yang telah saya pelajari, tetapi juga memberi saya pengalaman berharga dalam dunia pendidikan dan pengajaran di sekolah menengah kejuruan. Pengalaman ini telah membuka mata saya terhadap tantangan dan kepuasan yang ada dalam mengajar, terutama di kelas 11 Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM). 

Sebelum memulai asistensi mengajar, saya melakukan berbagai persiapan. Pertama-tama, saya mempelajari kurikulum dan silabus yang digunakan di SMKN 12 Malang, khususnya untuk jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor. Saya juga mengumpulkan bahan ajar yang relevan, termasuk buku teks, modul praktikum, dan video tutorial yang bisa digunakan sebagai alat bantu mengajar. Selain itu, saya berdiskusi dengan guru pamong saya untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi kelas, karakteristik siswa, dan metode pengajaran yang efektif.

Hari pertama mengajar adalah momen yang mendebarkan sekaligus menyenangkan. Saya tiba di sekolah lebih awal untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan di kelas. Begitu bel berbunyi, saya langsung menuju ruang kelas XI TBSM. Saat memasuki kelas, saya memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dari program asistensi mengajar ini. Saya juga berusaha menciptakan suasana yang nyaman dan akrab dengan siswa agar mereka merasa lebih terbuka untuk berdiskusi dan bertanya.

Dalam mengajar, saya mencoba menerapkan metode yang variatif agar siswa tidak merasa bosan. Salah satu metode yang saya gunakan adalah metode ceramah interaktif, di mana saya tidak hanya memberikan materi secara satu arah, tetapi juga mengajak siswa untuk berdiskusi dan bertanya. Selain itu, saya sering menggunakan metode praktikum, karena saya percaya bahwa pembelajaran teknik otomotif akan lebih efektif jika siswa dapat langsung mempraktikkan apa yang telah mereka pelajari.

Saya juga memanfaatkan teknologi dalam pengajaran, seperti menggunakan video tutorial dan simulasi perangkat lunak untuk menjelaskan konsep yang kompleks. Misalnya, saat menjelaskan cara kerja CVT, saya menggunakan video animasi yang menunjukkan proses bekerjanya sebuah transmisi otomatis atau CVT. Hal ini membantu siswa memahami materi dengan lebih mudah dan jelas.

Selama asistensi mengajar, tentu ada berbagai tantangan yang saya hadapi. Salah satunya adalah menghadapi siswa yang kurang termotivasi. Beberapa siswa tampak tidak terlalu antusias dalam mengikuti pelajaran, mungkin karena mereka merasa kesulitan memahami materi atau kurang tertarik dengan materi yang saya sampaikan. Untuk mengatasi hal ini, saya mencoba untuk lebih mendekati siswa secara individu, mencari tahu apa yang menjadi kesulitan mereka, dan memberikan bimbingan tambahan di luar jam pelajaran jika diperlukan.

Dokumen Pribadi

Selain itu, saya juga menghadapi tantangan dalam mengelola kelas. Mengajar di kelas dengan jumlah siswa yang cukup banyak memerlukan keterampilan manajemen kelas yang baik. Saya belajar untuk lebih tegas dalam menetapkan aturan kelas, namun tetap berusaha menjaga suasana yang positif dan kondusif untuk belajar.

Salah satu aspek yang paling menarik dalam mengajar di kelas 11 TBSM adalah pembelajaran praktikum. Di SMKN 12 Malang, fasilitas bengkel untuk praktikum sangat memadai, sehingga siswa dapat langsung mempraktikkan apa yang mereka pelajari di kelas. Saya sering mengadakan sesi praktikum di bengkel sekolah, di mana siswa dapat belajar melakukan perawatan dan perbaikan sepeda motor secara langsung.

Selama sesi praktikum, saya membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil agar setiap siswa mendapatkan kesempatan yang cukup untuk berlatih. Siswa membentuk 2-3 orang untuk melaksanakan praktikum, setiap siswa saya wajibkan untuk mencoba satu persatu saat melaksanakan paraktik. Melalui praktikum ini, saya melihat antusiasme siswa meningkat, karena mereka dapat langsung melihat hasil dari apa yang mereka kerjakan dan pelajari di kelas sebelumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline