Festival Bazar Produk Perikanan di Alun-alun Sidoarjo, Ada "Dawet Bandeng"
Oleh: Eko Setyo Budi
Setiap pagi jum'at biasanya saya jogging keliling Alun-alun Sidoarjo sekitar 30 -- 45 menit. Dari rumah menuju Alun-alun juga jalan kaki/jogging waktu yang ditempuh sekitar 20 menit karena rumah saya berada di pusat kota Sidoarjo. Berangkat dari rumah jam 07.00 pagi matahari sudah bersinar terang tujuanku supaya badanku bisa terkena langsung sinar matahari. Pakai baju olahraga training dan topi saya melangkah agak cepat di jalan raya A.Yani sekali-sekali saya disapa atau menyapa juru parkir di sebuah resto/warung Soto Lamongan, Nasi Pecel yang sudah hafal saya rutin jogging tiap jumat pagi.
Setelah tiba di depan (sebelah timur) Alun-alun Sidoarjo terlihat dari jauh sebelah barat tenda putih besar dan kerumanan orang. Saya pun penasaran dan mendekatinya, ternyata ada Festival Bazar Produk Perikanan dalam rangka Hari Ikan Nasional yang diselenggarakan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Sidoarjo yang dibuka jam 06.00-11.00 WIB, hari Jumat, tanggal 15 Nopember 2024.
Festival bazar produk perikanan menampilkan beragam produk olahan ikan dan ikan segar dari warga/UMKM tiap kecamatan di Sidoarjo. Saya pun mengelilingi tiap meja produk olahan ikan. Tiap meja didepannya tertulis nama Kecamatan sebagai identitas jualan produknya menawarkan beragam produk unggulan. Produk olahan ikan seperti bandeng asep, krupuk ikan, kue-kue kering atau basah, empek-empek ikan, aneka minuman, dan lain-lain. Yang menarik bagiku meja milik ibu Vita menjual bandeng asep dan minuman "dawet bandeng". Minuman dawet bandeng baru ini saya dengar. Dan ibu Vita satu-satunya yang jualan dawet badeng di tempat tersebut.
Saya belum percaya ikan bandeng yang biasa diolah sebatas makanan saja seperti bandeng asap, bandeng presto, krupuk bandeng laki (ikan payus), steak bandeng dan patty bandeng, juga ada yang sudah buat roti namanya 'bluder bandeng'. Akan tetapi ikan bandeng diolah menjadi minuman segar seperti dawet bandeng yang dibuat oleh ibu Vita dari Kecamatan Sidoarjo dibuat sendiri saya menjadi penasaran ingin tahu cara membuatnya.
Katanya, "Buat dawet bandeng seperti biasanya dawet yang dijual pada umumnya bahannya dari tepung terigu. Cuman dawet bandeng diambil dari daging bandeng dilembutkan dan dicampur dengan tepung. Ukurannya 1 ekor bandeng berat 0,5 kg setelah diambil dagingnya, lalu dilembutkan, setelah diaduk/dicampur dengan tepung terigu 0,6 kg." Lalu, saya tanyakan, "ikan bandeng itu baunya amis, bagaimana caranya bau amis itu hilang, tapi rasa bandengnya masih ada?" bu Vita menjawab, "diberi daun pandan, jadi baunya hilang dan warna dawet hijau daun pandan. Saya pun disuruh mencoba minum. "ini ada testernya", katanya. Dan saya minum dawet bandeng sedikit digelas plastik. Dan rasanya segar, manis gula aren, dawetnya lembut, dan tidak bau amis, tapi ada sedikit rasa bandengnya.
Lalu, saya beli segelas dawet bandeng yang dibandrol Rp 10.000,- per gelas plastik jumbo, dan juga beli satu ekor badeng asap untuk oleh-oleh dibawa pulang. Dengan adanya minuman dawet bandeng ini saya berfikir bahwa minuman ini harus ada terus di tiap even supaya lebih dikenal masyarakat Sidoarjo. Diversifikasi minuman dawet ini menjadi "dawet bandeng" yang dibuat oleh ibu Vita patut diapresiasi untuk menambah nilai produk perikanan di kancah nasional. Kreativitas warga Sidoarjo selayaknya didukung dan dipromosikan di even-even lain guna meningkatkan ekonomi kreatif Sidoarjo menjadi daya tarik masyarakat secara luas, setidak ada yang mempromosikan di media sosial.