Lain tanah lain juga peraturan, mungkin itu yang penulis alami. Pergerakan yang dilaksanakan pada hari Jumat telah menghasilkan titik akhir di tempat tujuan pada hari sabtu malam. Yup, dikarenakan tugas negara maka penulis mendapatkan tugas baru, di tempat yang baru dan lingkungan yang baru. Tepatnya pindah dari kabupaten kepulauan ke kota semi metropolis di Indonesia bagian tengah. Udara yang baru, situasi juga padatnya jalur lalu lintas paling terasa.
Beginilah kehidupan di kota, yang ramai :). Seiring dengan berjalannya waktu, penulis yang menaiki roda dua melalui sebuat pompa pengisian bensin. Dimana, suasana yang sama dengan pembedaan harga yang baru masih juga terlihat pemandangan yang sama. Mobil-mobil dengan harga yang diatas rata-rata masih sering masuk ke SPBU dan mengisi dengan isi bensin untuk 'orang TIDAK MAMPU'. Heran memang namun inilah realitas... -dan penulispun ikut antri-.
Permasalahan pro-kontra tentang BBM atau masalah yang menyangkut minyak tidak akan ada habisnya. Jujur- Tidak semua masalah akan selesai diatasi oleh pemerintah, belum lagi penggunaan BBM yang belum tuntas sasaran sekarang sudah dimulai babak baru yaitu BBM akan dinaikkan harganya.
Rantai ini merupakan -sebut saja 'lingkaran benang kusut'- yang merupakan kaitan sebuah pengambilan keputusan 'lalu' yang salah namun akan dibenahi di masa mendatang. Merubah paradigma lama memang sulit namun lebih sulit lagi jika tidak diawali dari diri sendiri terlebih dahulu. Sebut saja nama para wakil kita di majelis tertinggi yang namanya masih mudah disebut untuk tidak korupsi -pasti lebih lama dibanding menyebutkan nama yang pelaku korupsi-...itulah realitasnya.
Dua hal yang perlu ada, bahkan wajib ada yaitu SADAR dan HORMAT. Sadar akan kesalahan diri sendiri bahwa tidak ada manusia yang sempurna, Hormat kepada sikap pihak lain bahwa semua orang pasti ada lupa. Jika dua hal tersebut ada, maka yang sadar juga tidak akan menuduh yang lain serta yang hormat tidak akan merendahkan yang lain.
Kasus #1 : Jika Pemerintah sadar dan Masyarakat sadar maka BBM bersubsidi akan tepat sasaran, tidak ada kelas bawah yang berteriak tidak kebagian BBM dan kelas atas tidak pusing lagi di-teriak-i tidak tahu malu.
Kasus #2 : Jika masyarakat hormat akan pentingnya masyarakat kecil yang tidak mampu untuk hidup, maka masyarakat akan sadar bahwa mereka merasa 'ada' dan tidak perlu berteriak sambil lempar barang sana-sini (batu red.) untuk meminta keringanan.
Kasus #3 : Jika Pemerintah sadar dan masyarakat hormat maka sewajarnya mereka akan memberikan aspirasi dengan cara yang layak dengan sama-sama 'berotak dingin'.
sederhana namun sulit jika tidak dimulai dari diri masing-masing. 'seseorang mudah untuk berkata namun tidak juga berbuat, berbeda jika hal itu dilakukan dengan tulus maka akan menyetuh ke hati' #motivasidiri.
sumber : http://lucidlynxuser.wordpress.com/2013/06/18/tentang-peraturan-dan-pengaturan-pemerintah/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H