Lihat ke Halaman Asli

Eko N Thomas Marbun

I Kerani di Medan Merdeka Utara I

Cukup dengan Sakuku

Diperbarui: 31 Oktober 2016   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sakuku aplikasi e-money dari BCA

Eranya Cashless

Uang bukan segala-galanya tapi tanpa uang anda tidak akan bisa membeli apa-apa. Adagium tersebut menunjukan betapa pentingnya uang sebagai alat tukar. Alat untuk membeli segala macam kebutuhan kita untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan umat manusia, uang menjadi salah satu komponen terpenting dalam kehidupan.

Menilik pada perkembangan sejarah alat tukar yang digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Berbahagialah kita karena lahir di zaman e-money. Zaman dimana alat tukar telah bertransformasi jauh dari barang tukar dengan barang (barter), uang barang, uang logam, uang kertas sampai kini lahir e-money. Meskipun pada intinya sama sebagai alat tukar tetapi jelimetnya sangat berbeda. Bayangkan saja jika harus menukarkan 3 butir telur ayam untuk 1 cup es krim atau 1 ekor kambing untuk 1 tiket pesawat Jakarta-Medan. Lainnya, apa tidak aneh ketika menukarkan 3 keping kerang untuk 1 liter beras. Bayangkan pula berapa keping uang logam nominal 1000 atau uang kertas nominal terbesar sekalipun yang harus kita bawa ketika ingin traveling keliling Indonesia? Bandingkan jika semua itu dilakukan dengan hand phone saja.

Orang-orang zaman dahulu mungkin tidak pernah membayangkan bahwa akan ada zaman dimana manusia tidak lagi membutuhkan uang dalam bentuk fisik sebagai alat transaksi. Tapi cukup hanya uang elektronik untuk melakukanberbagai macam transaksi. Hal ini dimungkinkan oleh teknologi muktahir abad 21yang telah melahirkan apa yang disebut internet dan gadget. Dua hal yang telah menyederhanakan segala macam bentuk transaksi. Sehingga melahirkan generasi minimalis dan mobile. Saat ini, seseorang cukup membawa satu tas kecil yang berisi benda kecil bernama gadget dan di dalam gadget hampir semua kebutuhannya diakomodasi!

Internet memungkin hubungan tanpa kontak fisik dilakukan oleh manusia lewat media gadget. Seandainya dahulu hanya ada komputer yang terbatas pada tempat mungkin e-money tidak akan berkembang begitu pesat. Adanya gadget memungkinkan manusia bergerak mobile. Selama masih ada akses internet maka transaksi akan tetap bisa dilakukan tanpa batas waktu dan tempat.

Cukup dengan Sakuku dari BCA

Transaksi yang dapat dilakukan dalam aplikasi Sakuku


Uang tunai lama kelamaan semakin ketinggalan zaman. Selain high risk juga tidak praktis. Bayangkan saja dengan nilai nominal uang yang tinggi sementara nilai riilnya rendah, maka ketika membeli sesuatu kita dipaksa untuk membawa lebih banyak uang. Maka semakin banyak kita membeli barang akan semakin banyak nominal uang tunai yang harus kita sediakan. Hal itu akan semakin tidak praktis dan semakin beresiko.

Saya termasuk orang yang berbahagia ketika BCA melahirkan aplikasi Sakuku. Aplikasi Sakuku dari BCA adalah satu bentuk jawaban dari kenyataan betapa beresiko dan tidak praktisnya transaksi tunai. Sakuku adalah aplikasi uang elektronik bagi pengguna smartphone. Sakuku dapat dimanfaat dalam melakukan transaksi keuangan. Sakuku adalah aplikasi dengan beragam transaksi di dalamnya.Transaksi yang meliputi bayar belanja di merchant fisik/toko (dengan teknologi scan QR Code), merchant online, transfer uang, isi ulang pulsa sampai bayar tagihan. Transaksi dengan menggunakan aplikasi Sakuku pun tergolong aman karena menggunakan PIN berupa enam digit numerik setiap kali login dan otorisasi transaksi.

Sakuku adalah aplikasi yang tergolong mudah untuk digunakan. Registrasi Sakuku pun tergolong mudah. Cukup unduh aplikasi Sakuku dari Google Play Store (Android OS 4.0 ke atas) atau Apple App Store (iOS 7.1 keatas). Klik aplikasinya, penuhi syarat dan ketentuan yang berlaku, isi data diri (nama, tanggal lahir, dan alamat e-mail), proses pembuatan PIN, dan akhirnya Sakuku langsung aktif dan bisa digunakan. Sakuku pun akan memberikan kemudahan bertransaksi berupa transaksi yang mudah, cepat dan praktis. Di samping itu, dari pengalaman penulis ada multi player effect dari penggunaan aplikasi ini. Dua pengalaman berikut sebagai gambaran, sebenarnya sudah menjadi momok yang sedikit menakutkan bagi penulis cara-cara demikan tapi sulit untuk dihindari.

Pertama, penulis sering kali mengalami pengalaman menjengkelkan ketika membeli sesuatu di gerai-gerai toko swalayan, dimana kembalian sering diganti dengan makanan ringan yang nilainya kurang lebih sama dengan besaran uang kembalian penulis. Kadang pula dikatakan oleh kasirnya kalau kembaliannya sebaiknya didonasikan kePanti Asuhan. Penulis tidak bermaksud su’uzon tetapi bagi penulis  membeli makanan  yang tidak diinginkan atau pun dibutuhkan adalah perbuatan yang mubajir. Selanjutnya yang disebutkan untuk alasan amal, bukan bermaksut pelit, penulis memandang mendonasikan sesuatu tentu saja sifatnya suka rela dan tempatnya sudah ada seperti Baznas. Artinya, toko swalayan bukan lembaga amal. Perbuatan kasir swalayan demikian menurut penulis adalah tindakan yang curang dan jelas merugikan konsumen.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline