Lihat ke Halaman Asli

Ekklesia Ell

staff Accounting

Ternyata Anak yang Membantah Bukan Keras Kepala, Tapi...

Diperbarui: 25 Mei 2023   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sering kali sebagai orang tua, saat anak mulai membantah dan berani berkata "tidak" untuk sesuatu yang kita arahkan, kita merasa bahwa anak mulai bisa membantah, susah diberi pengertian, sengaja membuat kita sebagai orang tua marah dan geram, dan mungkin saja orang tua berpikir mereka keras kepala. Tapi apakah semua dugaan para orang tua selalu benar? Tentu saja tidak.                               

Saat anak mulai berkata "Tidak!" yang sebenarnya terjadi adalah, mereka sudah mulai bisa mengungkapkan pendapat, selain itu mereka mampu bernegoisasi, dan memiliki pendirian seperti apa yang mereka ingin lakukan. Apakah para orang tua menyadari hal ini? Mungkin saja hanya sebagian kecil para ayah dan ibu yang sadar akan hal ini. 

Bukan berarti semua hal yang kita lakukan itu salah, mungkin saja karena kurangnya edukasi tentang parenting yang diperoleh oleh para orang tua muda, atau saja karena pola asuh bawaan didikan dari orang tua ayah & ibu yang kurang tepat dan secara tidak sadar, para orang tua menurunkannya kepada anak.                                                                         

Ketika proses interaksi penolakan dari anak kepada orang tua terjadi, sering kali kita sebagai orang tua lupa akan pentingnya memberikan ruang untuk anak. Karena, hanya anak saja yang harus mengikuti semua perintah dan keinginan orang tua. 

Hal ini dapat mengakibatkan anak kehilangan kesempatan untuk belajar skill yang dibutuhkan di masa depan. Lalu bagaimana seharusnya bersikap? Sebaiknya, saat anak mulai melakukan penolakan terhadap keinginan kita yang bisa kita lakukan adalah bernegoisasi agar keinginan sang anak juga dapat tersampaikan, Hindari memarahi, menghukum, mengancam, dan juga mempermalukan anak.  

Lalu mulailah dengan memberi pilihan, membuat kesepakatan bersama, dan mencari solusi bersama. Dengan hal ini, anak merasa dihargai dengan perasaan dan keinginan yang timbul pada dirinya sehingga kemampuan bersosialisasinya menjadi semakin baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline