Tepat 6 Juni 2023 kami mengakhiri tugas di sebuah gereja kecil di kepulauan Bangka Belitung. Alasan kami resign dari gereja tersebut sebetulnya sangat panjang dan banyak ceritanya, namun intinya kami resign karena tidak adanya kejelasan soal status sebagai pendeta dan adanya aturan-aturan yang dibuat yang tidak berdasar, selain itu karena memang gereja yang menaungi kami berada di luar sinode (pimpinan gereja - mentor sudah dipecat dari sinode). Ditambah lagi oknum-oknum yang merasa diri benar, bijak, rohani, berpengalaman, pada faktanya buruk secara karakter, pemberontak terhadap sinode dan mempertontonkan ketidakberesan dalam berorganisasi.
Paling tidak kami melayani disana sudah tujuh tahun, bagi saya masa pelayanan ini cukup lama. Kami sedih karena harus meninggalkan jemaat, tapi kami diingatkan bahwa jemaat itu adalah milik Tuhan, sehingga kami yakin siapapun yang melayani disana pemeliharaaNya sebagai Sang Sumber segala sesuatu dan Gembala Agung sempurna bagi mereka.
Kami juga bersyukur karena mendengar jemaat yang dulunya kami pimpin tidak lagi bernaung digereja tersebut tetapi beralih menjadi Gereja Metdhis Indonesia. Kami bersyukur untuk itu, karena dengan demikian jemaat dilayani oleh gereja yang organisasi baik dan kami yakin dengan bergabungnya mereka di GMI mereka dapat dilayani oleh orang hebat sehingga bertumbuh semakin dewasa dalam Kristus.
Kemudian baru-baru ini kami mendengar ada dua orang rekan pelayanan saya sudah ditahbiskan jadi pendeta oleh sinode GKSI. Agak lucu memang, di utus oleh gereja GEKISIA dan melayani di gereja GEKISIA Bangka lalu dithabiskan oleh Sinode GKSI. Menabrak semua tatanan dalam berorganisasi..tapi tidak apa2..Doa kami kiranya kedua hambaNya ini jujur dalam melayani Dia.
Salam Akal Sehat
Ekker Saogo, M.Min.,M.Th
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H