Di tengah gelapnya wabah corona sedang meliputi dunia. Negara kita malah digemparkan dengan sebuah invensi super nan fantastis yang diklaim oleh orang tak disangka-sangka. Bukan dokter, bukan pula farmakolog, obat corona yang kini dicari-cari, diteliti, dan dinanti-nanti ternyata diklaim lahir dari tangan seorang dukun terapi berjilbab bernama Ningsih Tinampi.
Konon, Ningsih menyebut obatnya ini mampu menyembuhkan seseorang dari penyakit corona. Bahkan bukan cuma corona, semua penyakit pun bisa disembuhkan hanya dengan minum obat yang sekilas seperti botol wadah minyak butbut itu.
Saya sendiri berdecak kagum, sekaligus ingin salto saking herannya menyaksikan secara langsung video promosi berjudul " OBAT CORONA MADE IN PANDAAN" yang telah diunggah di akun youtube pribadinya. Hingga tulisan ini selesai dibuat, video tersebut sudah disaksikan 179 ribu kali dan tidak disukai 7, 3 ribu pengguna.
Promosi dibuka dengan intro berisi slide potret dan profil singkat Ningsih Tinampi yang tengah sibuk mengurus pasiennya, lalu terdapat potongan teks yang berbunyi, 'ikhlas mengobati, tak kenal lelah'. Tak lama disusul bunyi sensor dan warning! Awas bahaya penipuan, "pembayaran hanya melalui Ningsih Tinampi langsung". Lho? Kirain saya bilang ikhlas tuh gratis.
Sepanjang menonton video promosi berdurasi 6 menit 4 detik itu tentu saja bikin saya sangat pengen kabur cepat-cepat. Gimana enggak? Ningsih sama sekali tak serius mengendorse obat yang katanya mampu menyembuhkan corona itu. Sekelas obat hebat di dunia lho, moso promosinya kayak testimoni klinik T*ng F*ng sih?
Di meja depan pintu bertuliskan "Awas Kaca", Si Ningsih acap kali tertawa cekikikan bersama sekelompok orang, merasa lucu dengan yang sedang dilakukan. Entah di mana letak lucunya, saya juga heran. Lebih heran lagi dengan adanya seorang kakek mondar-mandir pengen lewat dari Pintu di belakang Ningsih. Tuhan, ini endorse atau mau ngapain?
Belum lagi kata 'eee' dan 'corona' berulang-ulang diucapkan wanita asal Dusun Lebak Sari itu. Ia tampaknya tidak paham dengan produk yang sedang ia tawarkan, terbukti bukan sekali dua kali ia memberikan kode bertanya pada seseorang yang berada di belakang kamera. Sembari meyakinkan bahwa obat ini mampu menyembuhkan corona dan semua penyakit.
"NO CORONA," ujarnya di penghujung video. Ia juga mengajak semua orang dalam video tersebut mengulangi jargon yang efeknya terngiang-ngiang di kepala saya.
Jargon wanita itu mengingatkan saya pada iklan cat dinding anti bocor. Bedanya ia justru mempromosikan obat cair seharga 35 ribu yang menurutnya sudah sangat dikenal dalam dunia kedokteran (Yaa kalau memang ada, selama ini pake chloroquin/obat malaria itu buat apa Bu ningsih??). Obat murah yang diiklankan dengan konsep renyah penuh tawa itu sungguh buat saya geleng-geleng sendiri.
Saya makin terkejut setelah melihat jumlah pengikut akunnya ternyata mencapai 2 juta orang. Wow! Angka yang cukup besar bagi seorang dukun terapi.
Pantas saja, untuk melakukan pengobatan, para pasien diharuskan mendaftar sebelumnya dengan mengantarkan berkas KK atau KTP asli. Benar-benar terintegrasi, bahkan berobat ke dokter tidak sampai mengumpulkan dokumen identitas pribadi macam ini, kecuali ada form yang diminta isi.