Lihat ke Halaman Asli

Eka Nawa Dwi Sapta

Penulis lepas

Puisi | Badai Belum Selesai (1)

Diperbarui: 22 Maret 2020   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi via pixabay.com

Badai baru saja tiba
Kami harap-harap cemas
Sebab badai membunuh siapa saja
Tidak peduli dia kaya atau papa
Tidak peduli dia kanak atau dewasa
Tidak peduli dia suci atau pendosa

Badai membangkitkan musuh dalam diri kami
Suatu hari kami mesti saling berjarak
Hingga tak ada lagi rasa penting kecuali curiga
Sementara kami akan jauh dari tawa dan bahagia, kecuali tersisa rasa sedih dan takut belaka
Tiada hari baik untuk bertemu dan bercerita, selain saling menatap dari kejauhan

Ada rumah yang masih hidup dapurnya mana kala mereka bersembunyi dan berbincang hangat di ruang tamu, sebagian lagi berperang dengan badai demi mencari sepiring nasi untuk hidup esok
Ada gedung yang beristirahat sebentar, sementara yang lainnya terus hidup
Ada yang mampu berhenti, tapi ada yang terus menghadapi
Kini Tuhan harus kesusahan bertamu dari rumah ke rumah, tiada lagi absen dalam satu ruangan

Badai pertama datang malam-malam sekali,
Terangnya belum juga nampak sampai hari ini
Sedangkan para pemilik cahaya sedang bersembunyi, sedikit saja yang mau berbagi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline