Lihat ke Halaman Asli

Eka Wati

Saya adalah seorang guru yang mengajar di SD Negeri Bango 2

Penggunaan Metode STAR(Situasi Tantangan Aksi Refleksi) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Rendahnya Hasil Belajar peserta Didik

Diperbarui: 6 Februari 2024   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Judul

Penggunaan Metode STAR (Situasi Tantangan Aksi Refleksi) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Rendahnya Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika Materi Perbandingan Senilai.

Pendahuluan

Matematika masih menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian siswa. Hal ini disebabkan lantaran guru memiliki gaya mengajar dan pola pikir yang salah dalam mendidik, yakni hanya berorienatsi pada konten dan penyelesaian materi. Untuk itu diperlukan metode baru yang menjadikan belajar matematika lebih mudah, cepat, dan menyenangkan. Reformasi tersebut diperlukan sebagai upaya menciptakan SDM yang kompeten. Selain itu, tingkat kemampuan belajar peserta didik yang berbeda-beda dalam memahami pelajaran matematika. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya minat dan motivasi terhadap mata pelajaran matematika, yang mengakibatkan rendahnya pula hasil belajar dari peserta didik tersebut.
Mengingat pentingnya belajar matematika ini, maka pengajaran matematika perlu ditingkatkan agar tujuan pembelajaran matematika dapat tercapai. Adapun tujuan pembelajaran matematika diantaranya adalah 1) menggunakan pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 2) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 3) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 4) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Depdiknas, 2006).
Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru, merupakan proses membimbing kegiatan belajar siswa, dan membelajarkan siswa, sehingga apa yang dipelajari menjadi bermakna bagi siswa. Proses belajar pada dasarnya bertujuan untuk mengarahkan anak didik pada tujuan akhir dengan hasil baik.

Pembahasan

Pelaksanaan praktik pembelajaran dilakukan di SMP Negeri 1 Wonoisalam Demak, dengan subjek yang dipilih yaitu kelas VII F yang berjumlah 31 peserta didik. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktik pembelajaran ini adalah melalui penerapan pendekatan pembelajaran Saintifik model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), metode pembelajaran Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi dan Penugasan, serta pemanfaatan media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wonosalam Demak pada materi perbandingan senilai. Adapun pelaksanaan praktik pembelajarannya dilakukan pada hari Jum’at tanggal 19 Januari tahun 2024 pikul 08.00 WIB sampai 09.20 WIB.

Situasi

Yang menjadi latar belakang dilakukannya pelaksanaan praktik pembelajaran di SMP Negeri 1 Wonosalam adalah

  • Motivasi dan hasil belajar peserta didik yang masih rendah.
  • Pembelajaran yang masih berpusat pada guru membuat proses belajar menjadi monoton. Hal ini berdampak pada pembelajaran adanya perubahan sikap peserta didik di kelas merasa bosan dalam pembelajaran.
  • Guru belum merancang pembelajaran yang menarik, masih menggunakan media pembelajaran yang abstrak serta  metode pembelajaran yang monoton.
  • Kurangnya pemahaman guru mengenai model-model pembelajaran inovatif.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis sudah melakukan eksplorasi penyebab masalah melalui google cendekia dan melakukan wawancara, dan disimpulkan bahwa akar penyebab masalahnya adalah: 1. Motivasi belajar dan hasil perserta didik masih rendah. 2. Kurangnya pemahaman guru mengenai model-model pembelajaran inovatif. Dari kedua akar penyebab masalah tersebut, penulis mencoba menemukan alternatif solusi yaitu, mencoba menerapkan model Problem Based Learning dengan media realita berupa potongan buah naga dalam materi perbandingan senilai.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena:

  • Untuk referensi bagi rekan sejawat lainnya dalam mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah di kelasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline