Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia (radang paru) yang tidak diketahui . Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut meningkat drastis menjadi 44 pasien dan terus bertambah hingga ribuan kasus hingga lebih dari 1 juta kasus hari ini. Setelah diteliti, kasus pneumonia tersebut disebabkan oleh infeksi coronavirus, jenis beta coronavirus tipe baru yang diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV) oleh pemerintah setempat. Lalu pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization (WHO) memberi nama virus baru tersebut Severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19).
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru di temukan. Ini merupakan virus baru dan penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum terjadi wabah di wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. Bukan hanya tentang keberadaannya ataupun bagaimana penularannya dari satu tubuh kepada tubuh yang lain. Namun lebih dari itu wabah covid-19 ini pun ikut mengubah hal-hal yang selama ini telah terpola dalam kehidupan kita.
Aktivitas masyarakat menjadi terbatas bahkan ada yang sampai terhenti. pedagang kehilangan pelanggannya, driver gojek kehilangan orderan nya, pengusaha lesu bisnisnya, perawat dan dokter lelah jiwa raganya, pedagang kaki lima sepi, pedagang pasar juga sepi, semuanya sendi kehidupan terdampak oleh pandemi ini.
Khususnya aktivitas seperti beribadah, belajar dan bekerja yang harus dilaksanakan dari rumah atau yang lebih dikenal dengan istilah Working from Home (WFH). Hal ini membuat segala sesuatu aktivitas yang dilakukan di luar rumah harus dibatasi untuk mengatasi penularan terjadinya covid-19.
Aktivitas ibadah yang terhambat bukan menjadi alasan untuk tidak maksimal dalam beribadah. Walaupun shalat berjamaah dihentikan untuk sementara, dakwah kini beralih melalui media sosial. Bagaimana pemanfaatan media sosial sebagai sarana berdakwah selama masa covid19?
Dakwah sebagai kegiatan mengajak orang lain untuk beriman, mengajak kebajikan serta taat kepada Allah SWT dengan tujuan untuk keselamatan. Khusus nya di situasi pandemi ini sangat lah bermanfaat untuk saling berdakwah antara kerabat dekat dengan menggunakan media sosial, pada dasarnya bisa dilakukan dengan banyak cara.
Adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diterapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah tentunya membuat gerak kegiatan dakwah relatif terbatas. Saat ini kita dapat melihat Tokoh Agama lebih mengedepankan pada situasi ini menggunakan banyak media sosial untuk sarana berdakwah.
Kita bisa menyaksikan para Tokoh Agama menerangkan dalil-dalil keislaman melalui saluran YouTube, video Zoom, siaran langsung Instagram ataupun Facebook. Bukan hanya sebatas bersifat ceramah, tetapi Tokoh Agama juga memberikan pencerahan lewat status Facebook, Twitter, postingan Instagram maupun penjelasan tentang soal keumatan dalam keselamatan pandemi Covid19 di Whatsapp Messenger.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H