Pada era sekarang dimana pergaulan anak sekolah kian hangat diperbincangkan oleh sebagian masyarakat. Dikarenakan banyaknya tindakan pembullyan terhadap teman satu sekolahnya sendiri. Pada umumnya peristiwa ini kerap terjadi dikalangan siswa baru, kurang mampu dan bersosialisasi terhadap teman lainnya.Bukan hanya teman sekelasnya bahkan siswa senior pun tidak segan lagi untuk mempermalukan siswa tersebut. Misalnya seperti mengejeknya saat sedang berjalan dan sampai menyangkut fisik siswa tersebut. Hal ini sudah biasa terjadi di lingkungam sekolah manapun.
Dengan adanya kasus bullying ini bukan hanya itu saja yang seolah sudah menjadi tradisi yang dilakukan setiap siswa terhadap siswa baru. Lantas dalam hal seperti ini siapa yang bisa disalahkan?
Dalam hal ini kita perlu melihat beberapa kasus yang sudah terjadi bahkan sempat viral di media sosial yang terjadi di Smp 16 Malang pada awal Februari 2020 yang mengakibatkan korban mendapatkan luka serius pada jari tangannya. Kebanyakan kasus yang terjadi terhadap siswa yang kurang mampu dan pendiam. Belum lama ini sudah banyak beberapa kasus pembullyan terhadap siswa yang kurang mampu dan selalu diejek oleh teman-temanya karena siswa tersebut tidak mampu membeli sepatu baru. Seperti kita ketahui bahwa pada dasarnya tujuan sekolah adalah untuk belajar bukan untuk ajang siapa yang mempunyai sepatu paling bagus di sekolah. Dengan tidak mungkin siswa lainnya harus bisa mengerti bagaimana pentingnya belajar dibandingkan dengan memperlihatkan sepatu barunya.
Namun pada nyatanya hingga sekarang ini masih terdapat beberapa dari sebagian siswa pembullyan yang sering melakukan tindakan tersebut. Jika tindakan pembullyan sering berlangsung disetiap lingkungan sekolah maka yang dapat disalahkan ialah pihak dari sekolah tersebut, sebab dianggap tidak dapat mencegah ataupun memberikan pengawasan terhadap siswanya. Untuk kedepanya pihak sekolah bisa memberikan pengawasan yang baik di lingkungan sekolah dan bisa mengambil tindakan tegas terhadap siswa yang masih melakukan tindakan bullying di sekolah. Misalnya memberikan skors selama beberapa hari agar siswa tersebut dapat menyesalkan perbuatanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H