Lihat ke Halaman Asli

Eka Syifa Andrini

Tadris Ips/Sosiologi/Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Eksplorasi Kepercayaan Diri Anak SMA/Sederajat: Memahami Konsep Diri Elizabeth Hurlock

Diperbarui: 8 Desember 2024   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eka Syifa Andrini mengundang narasumber MF untuk diwawancarai yang berlokasi di Jakarta Barat. MF bersedia diwawancarai mengenai konsep diri.

Di dunia Pendidikan, setiap anak memiliki potensi yang unik, termasuk anak-anak yang lambat dalam berpikir. Akan tetapi, mereka sering kali menghadapi tantangan yang lebih besar dalam membangun kepercayaan diri. Bagaimana anak tersebut dapat mengatasi tantangan, kegagalan dan cara untuk membangun konsep diri yang positif menurut Elizabeth Hurlock? Mari kita dengarkan kisah inspiratif dari MF, ia merupakan seorang anak yang ceria dan penuh semangat. Ia bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri Jakarta yang terletak di daerah Menceng dan duduk dibangku kelas 10. meskipun ia memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi dan berpikir cepat, MF memiliki bakat yang luar biasa dalam mengumandangkan adzan. Melalui pengalamannya, MF berbagi bagaimana ia belajar untuk membangun kepercayaan diri dan menghadapi tantangan sehari-hari.                

Konsep Diri Menurut Hurlock

            Elizabeth Hurlock menjelaskan bahwa konsep diri adalah pandangan individu tentang diri mereka sendiri, yang mencakup keyakinan, nilai, dan persepsi terhadap kemampuan diri. Hurlock membagi konsep diri menjadi dua kategori : positif dan negatif.

  • Konsep Diri Positif : Ditandai dengan keyakinan terhadap kemampuan diri, penerimaan terhadap keterbatasan, dan rasa percaya diri yang tinggi. Anak-anak dengan konsep diri positif cenderung lebih tangguh dan mampu menghadapi tantangan.
  • Konsep Diri Negatif: Dapat muncul akibat pengalaman buruk atau kurangnya dukungan. Anak-anak dengan konsep diri negatif sering merasa tidak mampu, rendah diri, dan cenderung membandingkan diri dengan orang lain secara merugikan.

1. Kepercayaan Diri Di Sekolah

MF mengungkapkan bahwa, "Guru dan temannya disekolah baik." Pengalaman positif ini memberinya dorongan untuk lebih percaya diri, terutama ketika teman-temannya mengagumi suaranya. "Ketika saya dipanggil untuk mengumandangkan adzan, itu membuat saya merasa sangat bangga," tambahnya.

2. Minat Dalam Pembelajaran

Saat ditanya tentang apa yang membuatnya tertarik saat belajar, MF menjawab, "Saya suka mata pelajaran informatika karena menguasai dunia komputer" Materi pengajaran yang menarik membuatnya lebih bersemangat untuk belajar dan berpartisipasi aktif di kelas.

3. Menghadapi Kegagalan

MF juga berbagi tentang bagaimana ia menghadapi kegagalan. "Kadang-kadang, saya merasa sedih ketika tidak bisa menjawab pertanyaan di kelas. Tapi ibu selalu bilang, 'Tidak apa-apa untuk gagal, yang penting adalah mencoba lagi.'" Dengan dukungan tersebut, MF belajar untuk memotivasi dirinya sendiri. "Saya bilang pada diri saya, 'Saya harus semangat belajar lebih giat dan saya bisa melakukannya!' dan mencoba lagi." Selain itu MF pun mengingat apa cita-citanya untuk memotivasi dirinya lebih bersemangat dalam belajar. "Saya ingin mencapai cita-cita menjadi TNI AD" tambahnya.

4. Mengatasi Tantangan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline