Lihat ke Halaman Asli

Perempuan yang Meneguk Luka

Diperbarui: 30 November 2018   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

medicalexpress.com

Bulan dan Bintang menjadi saksi genapnya luka yang kurasa.

Keperihan yang terkira menusuk langsung di ulu hati.

Meninggalkan kisah yang tak ingin kuceritakan.

Aku, hanyalah perempuan biasa,

Yang tak ingin menjadi kupu-kupu malam.

Gelap...

Entah mengapa sekujur tubuhku rasanya sakit  yang tak terkira. Perasaanku sudah hancur lebur sejak lelaki yang seharusnya menjadi Bapak bagiku malah menjamahku. Mengaduk aduk tubuh dan hatiku. Meleburkan segala mimpiku tentang masa depan.

Namaku Aluna, nama yang indah. Namun kisah hidupku dan cintaku tak seindah namaku. Kekasihku telah mati. Orang-orang yang menginginkanku juga akan mati, tanpa kecuali. Aku tahu, aku yakin mereka tidak pernah tulus menyayangiku. Mereka hanya menginginkan tubuhku.

Kumencoba membuka mata, terasa begitu pening di kepalaku. Kulihat lelaki yang kukenal semalam menatapku seraya tersenyum.

"Selamat datang kembali tuan puteri Aluna" sahutnya.

"Aku bukan puteri" sahutku mencoba mengembalikan kesadaranku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline