Lihat ke Halaman Asli

Mewujudkan Karisidenan Kedu Sebagai Paru-Paru Jateng-DIY

Diperbarui: 1 November 2015   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karisidenan Kedua merupakan wilayah administratif yang meliputi kabupaten Kebumen , Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Magelang, dan kota Magelang. Area ini merupakan area yang paling rimbun dibandingkan karisidenan lain di Jawa-Tengah. Oleh karenannya, ssat mengajar saya sering menyampaikan kepada murid-murid saya bahwa kita semua beruntung hidup di Karisidenan Kedua, karena mempunyai cadangan oksigen terbesar di Jateng dan DIY. Mengapa ? karena kerimbunan pepohonan dan wilayah yang masih menghijau di karisidenan Kedu yang terluas di Jateng-DIY.

Selain itu biaya hidup, mungkin juga termurah, atau relatif lebih murah dibandingkan di karisidenan lain. Oleh karenannya untuk berwiraswasta apapun yang berkaitan dengan perkebunan ataupun pertanian, disinilah tempatnya yang tepat. Saya terinspirasi suatu hari Karisidenan Kedu mempunyai lahan peternakan bagi Sapi dan Kambing terbesar di pulau Jawa. Mungkin lahan sekitar 250 hektar bisa saja dipersiapkan Perhutani berkoordinasi dengan Pemerintah setempat, sehingga karisidenan ini kan menjadi produsen daging yang baik di masa depan.

Selanjutnya apabila kita bicara masalah kualitas udara yang ada, saya sangat yakin di karisidenan Kedu inilah yang terbaik di Jateng dan DIY, sehingga masyarakat bersama pemerintah Provinsi Jateng harus menjaga kualitas udara itu dengan menjada ekosistem yang ada, seperti jumlah pohon yang rimbun, hutan-hutan yang ada dan apabila perlu menambah jumlah tanaman keras untuk menjaga lingkungan agar wilayah ini tetap menjadi "paru-paru" jateng-DIY.

Persoalan yang muncul sekarang ini :

1. Bertambahnya perumahan secara drastis,mengubah areal sawah dan kebun,

2.Bertambahnya areal tanam tembakau,

3.Bertambahnya areal untuk industri.

Ketiga hal diatas telah mengurangi kualitas O2 (oksigen) di kawasan ini, sehingga di tahun 2020 nanti, kawasan Karisidenan Kedua akan menjadi kawasan panas sebagaimana kota-kota menengah dan kota kecil di Jawa. Saya ingat himbauan mantan Gubernur Jateng Bibit Waluyo, yang melarang sawah dan areal persawahan dirubah menjadi areal perumahan dan industri, tetapi apa lacur sekarang himbauan tinggal himbauan, perusakan lingkungan sawah dan kebun menjadi tidak terkendali.....

Kalau sudah demikian siapa yang salah ?, regulasi yang baru ? ataukah para pengambil kebijakan sudah tidak peduli kualitas udara di Karisidenan Kedua..ataukah menjadi paru-paru wilayah Jateng-DIY hanya sebuah mimpi belaka ? 

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline