Lihat ke Halaman Asli

Tri Hita Karana

Diperbarui: 13 Desember 2023   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA : WAYAN EKA SETYAWAN

NIM : 2317041099

PRODI : S1 MANAJEMEN

ROMBEL: 16

TRI HITA KARANA

Tri Hita Karana adalah sebuah konsep filosofis yang berasal dari Bali, Indonesia. Secara harfiah, Tri Hita Karana berarti "tiga sebab kebahagiaan" atau "tiga tujuan kebahagiaan". Konsep ini mencerminkan pandangan hidup masyarakat Bali yang mengutamakan keselarasan dan keseimbangan antara tiga dimensi utama: hubungan manusia dengan Tuhan (Parahyangan), hubungan manusia dengan sesama manusia (Pawongan), dan hubungan manusia dengan alam atau lingkungan (Palemahan).

1. Hubungan Tuhan dengan manusia: Tri Hita Karana menekankan pentingnya hubungan Tuhan dengan manusia. Ini mencakup praktik keagamaan dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari.  Ritual keagamaan, pengorbanan dan penghormatan terhadap dewa, dewi, dan roh leluhur memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat Bali.  Ritual ini rutin dilakukan  untuk menjaga keseimbangan spiritual dan kehadiran positif dunia roh dalam kehidupan sehari-hari. Setiap agama di Indonesia mempunyai konsep reward dan punishment yang diyakini oleh pemeluknya. Misalnya dalam Islam ada konsep "pahala" yaitu imbalan atau imbalan atas perbuatan baik seseorang. Di sisi lain, mengacu pada hukuman atau konsekuensi dari tindakan buruk. Dalam agama Hindu, konsepnya adalah "karma"; yang mencakup makna  pahala dan pahala dimana perbuatan seseorang mempengaruhi nasibnya di kehidupan selanjutnya. Sementara itu, dalam agama Kristen, konsep reward dan punishment juga terdapat dalam ajaran tentang kehidupan setelah kematian. Dengan demikian, konsep tasu dan mahalangan merupakan bagian penting dari kepercayaan agama Indonesia, dan setiap agama memiliki konsep dan ajaran tersendiri mengenai hal tersebut.

2.  Hubungan dengan orang lain : Prinsip Tri Hita Karana lainnya adalah hubungan dengan orang lain.  Hal ini mencakup pentingnya toleransi, kerjasama dan keharmonisan antar manusia dalam masyarakat.  Masyarakat Bali sangat menghargai persatuan dan gotong royong.  Mereka percaya bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan dapat dicapai melalui partisipasi aktif dan saling mendukung dari anggota masyarakat. Indonesia mempunyai beberapa contoh nyata  toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Beberapa contoh nyatanya antara lain: 

a. Parade Obor Waisak: Umat Buddha di Indonesia merayakan hari raya Waisak dengan mengadakan prosesi obor yang melibatkan perwakilan berbagai agama. Inilah contoh nyata  toleransi antar umat beragama di Indonesia.

 b. Perayaan Natal dan Idul Fitri: Umat Kristiani merayakan Natal dan umat Islam merayakan Idul Fitri di berbagai wilayah Indonesia. Dalam perayaan ini, sering dilakukan kunjungan antar perwakilan agama yang berbeda sebagai bentuk rasa hormat dan toleransi. 

c. Pembangunan tempat ibadah. Di beberapa daerah, umat beragama saling mendukung dalam membangun tempat ibadahnya. Umat Islam membantu  pembangunan gereja, misalnya, dan sebaliknya sebagai bentuk toleransi dan kerukunan antar umat beragama.  Ini hanyalah beberapa contoh spesifik, namun masih banyak  inisiatif dan kegiatan lain yang menunjukkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Keberagaman ini merupakan salah satu kekayaan bangsa dan  contoh bagi negara lain dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline