Lihat ke Halaman Asli

Mahalnya Beras di Kalimantan Tengah

Diperbarui: 1 Maret 2016   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu komoditas yang memiliki kontribusi terbesar bagi inflasi Kota Palangka Raya dan Sampit adalah beras. Perbedaan harga (marjin) yang tinggi serta panjangnya mata rantai perdagangan ditengarai menjadi salah satu pemicu tingginya harga beras.

Hasil Survei Pola Distribusi Tahun 2015 oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah pada 1 Februari 2016 yang lalu menyebutkan bahwa alur distribusi perdagangan yang terpanjang di Provinsi Kalimantan Tengah ada pada komoditi beras. Para pedagang besar baik distributor, agen, sub agen, maupun pedagang grosir menjual sebagian besar hasil produksinya ke pedagang eceran, supermarket, ataupun ke sesama pedagang besar juga. Sementara sisanya hanya sebagian kecil saja yang bisa dinikmati oleh konsumen akhir (rumah tangga dan usaha).

Perbedaan harga gabah/beras baik di petani, penggilingan beras, pedagang besar, maupun pedagang eceran di Kalteng untuk jenis beras tertentu per kg dapat digambarkan sebagai berikut:

[caption caption="BPS Provinsi Kalimantan Tengah"][/caption]

Dari gambaran diatas sudah terlihat berapa persen keuntungan yang didapat oleh masing-masing pelaku usaha bukan?

Yang paling menderita sudah jelas para “PETANI” dan “IBU-IBU”.

Petani beras di negeri ini bukan hanya di Kalteng saja. Petani bisa dibilang yang paling menderita karena hanya mendapatkan margin keuntungan yang sangat kecil dan seratus persen risiko ditanggung sendiri, sejak dari sawah hingga konsumen.

Sementara ibu-ibu sebagai konsumen akhir juga dirugikan karena panjangnya sistem pendistribusian beras.

Sudah saatnya petani mendapatkan harga yang layak. Kalau bisa, pangkas juga rantai distribusinya agar beras dapat terjangkau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline