Lihat ke Halaman Asli

Bakat dan Tiga Tingkatan Otak

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Penelitian baru-baru ini telah memfokuskan pada suatu periode kesiapan tertinggi untuk menerima pembelajaran. Hal ini adalah pemikiran yang menyebutkan bahwa pemaparan terhadap stimuli yang tepat pada masa puncak dapat mengoptimalisasikan selera alamiah seorang anak untuk belajar, khususnya pembelajaran yang berhubungan dengan bahasa, musik, dan perkembangan motorik. Seseorang yang belajar karena senang, maka dia akan menghasilkan sesuatu yang maksimal dari pada anak yang belajar hanya karena keterpaksaan saja.

Bakat sesorang sudah ada sejak dia lahir. Potensi alami hingga berbuah bakat berhubungan dengan kecerdasan intelektual anak. Meski tak selamanya anak berbakat memiliki IQ di atas rata-rata, karena terdapat faktor emosi yang ikut berperan untuk mengembangkan bakat yang dia miliki. Bakat tidak terbatas hanya pada satu keahlian, namun dapat berupa kecerdasan ganda yang dilandasi paradigma bahwa setiap manusia terlahir membawa potensi genius. Namun anak yang memiliki kemampuan umum di atas rata-rata akan menonjol dibandingkan dengan anak biasa. Untuk anak yang berkomitmen kuat lebih dikaitkan dengan motivasi untuk berprestasi yaitu tangguh dan ulet dalam menyelesaikan masalah, disiplin, tanggung jawab, teguh pendirian, mandiri, dan sangat berambisi dengan hasil dan nilai sempurna.

Berbicara mengenai IQ, bakat, pengoptimalisasian belajar, maka tidak akan terlepas dari peranan otak yang begitu vital. Perlu kita ketahui bahwa otak memiliki tiga tingkatan, yang meliputi: Pertama Reptilian brain/batang otak (lapisan paling dalam) terletak di bagian bawah tengkorak yang berfungsi untuk mengontrol pernapasan, denyut jantung, dan reaksi insting dalam keadaan bahaya atau terancam. Yang kedua Sistem limbic/otak mamalia (lapisan tengah) merupakan bagian yang membungkus batang otak. Berfungsi sebagai pengendali emosi, membantu mempertahankan keseimbangan hormonal, rasa haus, lapar, dorongan seksual, pusat kesenangan, metabolisme dan bagian penting dari ingatan jangka panjang. Dan tingkatan yang paling tinggi adalah neo-cortex/otak berpikir atau otak neomammalia yang berisi muatan intelegensi dan penalaran (lapisan paling luar). Pada tingkatan ini, otak berfungsi untuk mengendalikan penglihatan, pendengaran, kreasi, berpikir, berbicara, dan semua hal yang berkaitan dengan kemampuan yang lebih tinggi atau intelegensi.

Pengalaman-pengalaman menyenangkan akan dapat menstimuli pelepasan kimiawi neotransmiter yang dapat mengembangkan pegalaman belajar sehingga anak akan lebih mudah untuk menerimanya. Untuk itu dalam mendidik anak, digunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan dalam lingkungan yang kondusif agar anak dapat maksimal dalam belajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline