Patung Mejan ini terletak didesa Pangindar, Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat. Mejan ini memiliki berat mencapai 300 kilogram dan diyakini oleh masyarakat setempat memiliki aura mistis pada zaman Kerajaan Pakpak masa lampau.
Patung Mejan ini menggambarkan seorang raja yang sedang menunggangi gajah. Patung Mejan ini merupakan simbol kemakmuran masyarakat Pakpak. Mejan adalah suatu simbol kebanggaan dan kemasyuran masyrakat Pakpak, karena patung-patung tersebut mengandung unsur mistis tersendiri.
Pada zaman dahulu tidak semua masyarakat Pakpak memiliki Patung Mejan, mengapa demikian? pasalnya hanya orang-orang berada saja yang memilikinya. Karena proses pembuatannya membutuhkan biaya yang besar dan juga membutuhkan waktu yang lama.
Pemahat yang membuat Mejan ini adalah para Pertaki (raja adat dan tokoh panutan setempat). Pembuatan Patung Mejan ini tidak bisa dilakukan dengan sembarangan loh teman-teman. Karena dalam pembuatannya selalu disertai dengan mantra-mantra.
Menurut leluhur suku Pakpak Mejan berfungsi sebagai benteng pertahanan. Konon katanya, Mejan dapat bersuara saat musuh datang dan ketika kampung itu mengalami kejadian buruk. Nah, suara itu diyakini berasal dari Nangguru yang berdiam didalam Patung Mejan. masyarakat Pakpak percaya nangguru ini adalah roh yang dipanggil melalui suatu ritual yang mereka lakukan.
Tapi sangat disayangkan kondisi Patung Mejan itu tidak lagi sempurna, sudah tanpa kepala karena rusak oleh faktor alam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H