Lihat ke Halaman Asli

Asyiknya Pembelajaran Si Kecil

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita sering mendengar orang berbicara “bermain sambil belajar itu sangat cocok buat anak kecil”. Apa yang kita dengan inilah bentuk pembelajaran yang bagus buat anak usia dini karena ketika anak bermain, sesungguhnya mereka juga belajar. Disinilah pentingnya orang tua dan guru memilih dan menentukan jenis permainan yang cocok dengan perkembangan anak. Pemilihan dan penentuan jenis sesuai permainan ini sama persis dengan pemilihan materi pelajaran oleh guru yang sesuai dengan perkembangan peserta didik.

Permainan memang dimaksud bukan sebagai permainan semata. Dalam dunia paud melakukan permainan harus bisa menstimulasi minat belajar anak. Banyak sekali jenis permainan model ini, seperti permainan yang khusus mengembangkan keterampilan motorik kasar dan halus, perkembangan khusus mengembangkan bahasa anak, perkembangan khusus mengembangkan social-emosional anak, dan sebagainya.

Dalam hal ini pendidik perlu memahami karakteristik anak untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran, yaitu:

a.Usia 0–1 tahun

Karakteristiknya:

1.Keterampilan motorik antara lain anak mulai berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan,

2.Keterampilan menggunakan panca indera yaitu anak melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium, dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulut,

3.Komunikasi sosial anak yaitu komunikasi dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non-verbal bayi.

b.Anak usia 2–3 tahun

Karakteristik yang dilalui anak usia 2-3 tahun antara lain:

1.Anak sangat aktif untuk mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya.

2.Anak mulai belajar mengembangkan kemampuan berbahasa yaitu dengan berceloteh.

3.Anak belajar mengembangkan emosi yang didasarkan pada factor lingkungan karena emosi lebih banyak ditemui pada lingkungan.

c.Anak usia 4–6 tahun

Karakteristik anak 4-6 tahun adalah:

1.Perkembangan fisik, anak sangat aktif dalam berbagai kegiatan sehingga dapat membantu mengembangkan otot-otot anak,

2.Perkembangan bahasa semakin baik anak mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya,

3.Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat ditunjukkan dengan rasa keingintahuan anak terhadap lingkungan sekitarnya. Anak sering bertanya tentang apa yang dilihatnya,

4.Bentuk permainan anak masih bersifat individu walaupun dilakukan anak secara bersama-sama.

Setelah kita memahami karakteristik anak usia dini, kita juga harus mengetahui kegiatan pembelajaran untuk anak usia dini.

a.Anak usia 0-2 tahun

1.Permainan bola ringan (untuk semua umur)

Permaian bola ringan dapat dilakukan oleh anak dengan usia berapa pun, dan mereka semua dapat bermain bersama. Setiap pemain akan sibuk melempar bolanya sendiri, dan karena mereka akan sangat fokus pada apa yang mereka lakukan, mereka pun tidak akan membandingkan (merasa iri) dengan kemampuan pemain lainnya. Permainan ini melatih koordinasi mata-tangan pada anak. Lihatlah anak yang masih kecil saat mereka melempar bola. Anda akan menemukan bahwa matanya melihat ke suatu arah, tetapi tangannya melempar ke arah lain. Mempelajari koordinasi mata-tangan akan sangat berguna saat menulis, meletakkan barang yang kecil ke dalam suatu bentuk yang rumit, atau membuat takaran yang pas untuk suatu resep makanan yang rumit.

2.Permainan melompat bentuk (untuk semua umur)

Permainan ini juga kaya variasi. Permainan dapat dibuat mudah; dapat dibuat menantang; dan dapat membantu anak untuk mempelajari bentuk, angka, huruf, dan warna. Banyak hal yang didapat dari permainan ini. Anak-anak belajar untuk mengenali bentuk (atau warna atau huruf atau angka). Anak-anak juga belajar untuk menyeimbangkan badan melalui aktivitas fisik melompat. Mereka juga belajar menggerakkan badan dengan berbagai macam cara dan gaya.

b.Anak usia 3-6 tahun

1.Menggambar abstrak (untuk usia 5+)

Menggambar abstrak dapat melatih kreatifitas anak, melatih keterampilan motorik halus, dan anak bisa mengenal warna.

2.Warna primer, sekunder, dan tersier (untuk usia 4+)

Warna primer terdiri atas warna merah, kuning, dan biru. Ketiga warna primer ini bisa menghasilkan warna sekunder, yaitu warna orange (sebagai hasil campuran warna merah dan kuning), ungu (sebagai hasil campuran warna merah dan biru), dan hijau (sebagai hasil campuran warna kuning dan biru. Pencampuran warna pada warna sekunder akan menghasilkan warna-warna tersier. Kegiatan yang menggunakan warna primer, sekunder, dan tersier akan melatih kreatifitas anak, melatih keterampilan motorik halus dan anak akan mengenal warna.

3.Tebak aroma (untuk usia 4+)

Hidung merupakan bagian penting untuk indera pencium yang dapat menangkap ribuan aroma. Pengetahuan yang diperoleh dari permainan ini akan semakin jelas apabila melakukan permainan tebak rasa dan peta lidah. Kegiatan ini akan melatih kreatifitas anak, melatih keterampilan motorik halus, dan mengenal aroma.

4.Bermain dengan kaleng (untuk umur6 tahun)

Kaleng aluminium cukup mudah ditemukan (misalnya kelang minuman soda) dan merupakan alat yang bagus untuk bermain. Cobalah mainkan permainan ini sebelum kaleng-kaleng anda buang. Akan tetapi, jika tidak ingin bermain dengan benda yang menimbulkan suara berisik, gunakanlah botol plastik air minuman sebagai pengganti kaleng. Dalam permainan ini anak-anak mempelajari koordinasi mata-tangan dan mampu memperkirakan berapa banyak tenaga yang dibutuhkan untuk menjatuhkan kaleng sebanyak mungkin dengan sekali lempar. Mereka belajar bagaimana menghitung angka pada kaleng yang dijatuhkan. Mereka juga belajar membantu satu sama lain dengan menyusun kaleng-kaleng setelah dimainkan, serta koordinasi yang dibutuhkan untuk menumpuk (menyusun) piramida kaleng-kaleng tersebut.

Pada dasarnya, konsep dasar pembelajaran pada dasarnya adalah satu rangkaian dengan konsep  belajar dan mengajar. Dalam pembelajaran anak usia dini harus  memperhatikan perkembangan anak, kebutuhan anak, bermain sambil belajar, pendekatan tematik, kreatif dan inovatif, lingkungan kondusif, dan mengembangkan kecakapan hidup.

Anak usia dini mempunyai prinsip belajar yang berbeda dengan orang dewasa. Berikut merupakan prinsip-prinsip belajar anak, di antaranya:

1.Anak adalah pembelajar aktif

2.Belajar anak dipengaruhi oleh kematangan

3.Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan

4.Anak belajar melalui kombinasi pengalaman fisik dan interaksi sosial

5.Anak belajar dengan gaya yang berbeda

Selain itu, dalam pembelajaran anak usia dini kita haris bisa memilih strategi pembelajaran dengan mempertimbangkan beberapa faktor penting, yaitu: karakteristik tujuan pembelajaran, karakteristik anak, tempat dilaksanakannya kegiatan, tema, dan pola kegiatan.

Ketika pembelajaran anak usia dini dilaksanakan di kelas, maka kita harus memperhatikan bentuk kelas yang sesuai dengan pembelajaran yang akan kita berikan kepada anak. Berikut adalah model pembentukan kelas, yaitu bentuk U, bentuk kelompok, bentuk melingkar, bentuk konferensi, dan bentuk klasikal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline