Lihat ke Halaman Asli

Reportase Studi Lapangan Pengembangan Masyarakat Pada UMKM Pengolahan Tempe Cipondoh, Tangerang

Diperbarui: 5 Juli 2023   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada Selasa 27 Juni lalu, kelas BPI 2 C melakukan studi lapangan ke UMKM Pengolahan Kedelai di daerah Cipondoh, Tangerang. Studi lapangan dilakukan secara berkelompok di karenakan tempat UMKM yang tidak memadai jika yang masuk ke dalam 36 mahasiswa. Dan kebetulan di daerah tersebut lumayan banyak UMKM Pengolahan Kedelai seperti Tempe, Tahu, Oncom dll. Maka dari itu, dibagi kelompok yang masing-masing kelompoknya terdiri dari 5-6 orang per UMKM. Saya mendapat kelompok 4 yang berkunjung ke tempat Pengolahan Tempe yang beranggotakan: Narisa, Nabila, Alma, Wulan, dan Iqbal. Dan dalam proses studi lapangan ini dari kelompok 4 menunjukan kemandiriannya seperti membagi-bagi tugas saat kegiatan ini berlangsung seperti, ada yang merekam, mencatat, dokumentasi dan juga mewawancarai, semua kegiatan ini sudah atas izin dari pemilik UMKM tersebut.

Studi lapangan kelompok 4 di lakukan dengan cara berkunjung ke tempat pengolahannya langsung, mengamati serta membantu proses pembuatan tempe lalu mewawancarai pemilik UMKM tersebut yaitu Bpk Kastono (57 tahun). UMKM Pengolahan tempe ini berasal dari turun terumun keluarga Bpk. Kastono, awal UMKM ini berjalan yaitu di daerah DKI Jakarta. Dan usaha ini sekarang sudah berjalan 30 tahun lamanya. UMKM ini sangat berdampak untuk warga sekitar, terutama untuk membantu perekonomian bagi para ibu-ibu atau orang-orang yang tidak bekerja. Dan dampak lainnya adalah untuk pelestarian makanan tradisional, karena tempe, tahu, oncom adalah makanan khas Indonesia yang harus di lestarikan, apalagi mengingat generasi zaman sekarang yang kurang suka akan olahan kedelai tersebut dan dengan adanya UMKM ini, olahan kedelai bisa terus di lestarikan. Walaupun begitu, omset atau pendapatan dari pengolahan tempe ini tidak menentu, kadang banyak yang pesen dan kadang juga tidak ada yang pesan sama sekali.

Tetapi, sekarang usaha ini sudah lebih maju, kemajuannya ditandakan oleh dalam stau hari usaha ini mampu menghabiskan 1 kwintal kedelai setiap harinya dan juga banyaknya pedagang pasar dan volunteer yang memesan tempe di Bpk. Kastono untuk di jual kembali di pasar dan juga untuk dibagikan kepada yang membutuhkan (bansos). Harga satuan tempe yang dijual adalah Rp. 5.000 / potong, tetapi jika pesan banyak atau untuk di jual kembali Bpk. Kastono memberikan harga hanya Rp. 4.000/ potong.

Selain berkunjung, mengamati dan mewawancarai, kami juga ikut membantu dalam proses pembuatan tempe. Dari awal pembuatannya yaitu mencuci kedelai,  hingga akhir proses pembuatan yaitu membungkus tempe yang sudah jadi dengan daun pisang untuk di jual. Jadi dengan begitu kelompok 4 menunjukan partisipasi dalam UMKM pengembangan masyarakat ini. Dan UMKM ini juga memiliki keberlanjutan konsep, tetapi hal itu hanya di ketahui oleh keluarga atau keterurunan turun temunurun dari Bpk. Kastono.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline