Lihat ke Halaman Asli

Eka Lutfiana

Guru kelas TK

Penggunaan Media Stik Es Krim untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini

Diperbarui: 13 Februari 2024   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi kegiatan menghubungkan stik es krim dengan lambang bilangan, picture by Eka Lutfiana.

Kemampuan kognitif anak usia dini dapat dikembangkan salah satunya melalui kegiatan pembelajaran berhitung. Berhitung merupakan bagian dari matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari Perkembangan kognitif berkaitan dengan perkembangan kemampuan berpikir yang berupa kemampuan untuk menerima, mengolah, menyimpan, serta menggunakan suatu informasi.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah metode mengajar guru monoton karena media yang digunakan kurang menarik, hal ini menyebabkan :

  • Anak masih bingung mengurutkan  lambang bilangan 11-20.
  • Anak belum mampu mengurutkan lambang bilangan 11-20.
  • Anak kurang semangat jika belajar tentang bilangan.

Sebagai seorang guru saya merasa hal ini menjadi sebuah masalah dan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak pada kegiatan menghubungkan bilangan dengan benda stik es krim, saya merasa praktik ini perlu dilakukan karena hal ini menjadi tanggung jawab saya sebagai seorang guru Taman kanak -- kanak. Agar tercapai tujuan tersebut tentunya saya berusaha untuk mencari solusi yang relevan dengan alternatif solusi yaitu Meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan kegiatan menghubungkan bilangan dengan menggunakan media stik es krim. Dari latar belakang tersebut mendorong saya untuk bisa membuat sebuah variasi kegiatan main yang menarik dan membuat suasana kelas dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Setelah melakukan identifikasi masalah saya melakukan eksplorasi penyebab masalah dengan cara mencari kajian literatur, dan melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru atau teman sejawat, pakar dan pengawas. Maka didapatlah beberapa tantangan yang terjadi diantaranya :

  • Metode yang digunakan kurang tepat .
  • Media yang digunakan guru kurang bervariasi.
  • Kurang fahamnya anak dalam mengurutkan bilangan.
  • Kurangnya dukungan dari lingkungan keluarga.
  • Kurangnya stimulus dari Guru.
  • Tantangan ini membuat saya sebagai seorang guru melakukan beberapa hal :
  • Menyusun RPPH inovatif  berbasis masalah atau problem based learning (PBL) dan PJBL.
  • Kompenen RPPH terdiri dari : identitas,kompetensi inti,kompetensi dasar, tujuan pembelajaran,penguatan pendidikan karakter,materi pembelajaran,media dan sumber belajar,langkah-langkah pembelajaran,penilaian.
  • Berkaitan dengan media ajar saya menggunakan media stik es krim sehingga anak lebih tertarik dan semangat belajar dengan media yang ada.Jika media yang digunakan berbasis TPACK  sehingga siswa lebih semangat, antusias dan mudah dalam memahami materi yang disampaikan, menggunakan laptop.
  • Menciptakan ruang kelas yang aman, nyaman, rapi dan indah dengan metode belajar yang menyenangkan (demonstrasi, bercakap -- cakap, unjuk kerja dan pemberian tugas).
  • Model pembelajaran Problem based learning (PBL) dan PjBL.
  • Pada pembelajaran terdapat tiga macam kegiatan yang dibagi pada model pembelajaran kelompok yaitu sebagai berikut:

1. Membuat proyek menghubungkan bilangan dengan stik es krim.

2. Menyusun huruf menjadi kata "es krim" dibawah gambar es krim.

3. Mewarnai gambar es krim.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline