Hampir satu tahun setengah Virus Corona menggeluti di kehidupan manusia saat ini, baik dari kalangan mana pun virus corona lagi-lagi menjadi tambahan beban untuk kehidupan. Upaya pemerintah untuk menyebarkan vaksin yang dikenal namanya Sinovac sedang berlangsung. Menjadi bertanya-tanya sejauh mana sudah masyarakat mendapatkan vaksin itu?
Kebijakan-kebijakan pemerintah yang terkadang sangat susah diraba oleh masyarakat awam membuat bingung, karena sudah terlalu banyak ketidak kepercayaan yang di layangkan di tengah-tengah khalayak banyak ataupun konspirasi yang merajalela hanya dengan mencocok-cocokan masalah sehingga tepat untuk masuk di logika orang banyak. Masalah ini menjadi membuat penulis dan kawan-kawan keluar sejenak dari tetek bengek itu, kawan- kawan yang merasakan dampak sejenak untuk merefeshingkan diri.
Menunggu hasil test berkas pekerjaan, sibuk borongan pergi pulang keluar kota, bisnis angkringan yang demam, Belajar tambahan untuk mendapatkan lisensi pengacara dan masih banyak lagi beban kawan- kawan penulis yang kiranya tidak mungkin dituliskan. Belum lagi kebosanan di kota membuat kami merasa tidak menjadikan diri kami apa-apa, sangat jelas mental down apabila gelar " Beban Keluarga " sudah keluar dari mulut-mulut tetangga atau sanak keluarga.
Kegelisahan beban itu kami diskusikan dan kami kumpulkan di tas-tas ransel kami dan berangkat pergi jalan-jalan ke tempat banyak orang medan sering berkunjung yaitu Sidebuk-debuk. Ingatan pertama kami memulai perjalanan liburan adalah sebagaimana kami sewaktu duduk di sekolah dasar menghabiskan waktu liburan semester lalu begitu masuk hari sekolah di suruh oleh guru untuk menuliskan cerita liburan. Sepanjang perjalanan ingatan pertama itu membuat kami tak berhenti tertawa tetapi tetap serius dengan perjalanan kami di jalan dan patuh terhadap rambu-rambu lalu lintas dan tidak lupa pakai masker.
Awalnya masih bingung kemana kami akan pergi dan rencana-rencana waktu yang di tetapkan melenceng jauh dari yang diperkirakan dan pergi saja mengharapkan ide rencana yang timbul di jalan nanti, berangkat dengan motor kami rasa itu sangat mengasyikkan dari pada dengan mobil karena momen sama sama ketika bermotor adalah yang terpenting. Ditengah-tengah perjalanan kami memutuskan untuk mencari penginapan villa yang di fasilitasi pemandian air panas. Itu pun harga villa harus sesuai dengan uang yang berada di kocek kantong kami. Sangat-sangat wajarlah penulis rasa untuk kami yang belum punya penghasilan yang tetap atau pun belum pernah berpenghasilan sama sekali dan hanya memodalkan uang yang ditabung- tabung.
Sampailah pada villa Sidebuk-debuk yang di fasilitasi pemandian air panasnya, mengsyukurkan diri karena harga villa sesuai dengan kantong kami. melihat suasana dan pemandangan membuat kami bergairah dan semangat untuk tidak menyesal dengan liburan yang kami rencanakan ini, bangunan villa yang estetik sumringah senyum takjub ketika melihatnya.
Malam pun tiba liburan kami isi dengan main kartu dan ngobrol-ngobrol di pemandian air panas serta gosip yang tidak jauh-jauh untuk membuat tertawaan. Menambah momen untuk masa muda sangat penting bagi kami untuk di ceritakan di hari tua dan ingatan-ingatan di hari tua nanti yang terkadang membuat senyum-senyum sendiri, Kami pun menginap satu malam dan pulang di esok pagi.
Demikian lah cerita pendek liburan kami, kami merasa puas dengan perjalanan liburan antah berantah yang direncanakan ini. Buat kawan kawan semoga kalian tetap semangat jalani hari kalian dan tetap bersahabat sampai hari tua. Sehat selalu dan berdoa agar pandemi virus corona ini usai.
Salam hangat..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H