Pagi yang sama masih mengukir kamu.
Bercampuran keriuhan dan keheningan langkah.
Aku yang bodoh memahami ukuran jarak yang terbentang
tidak mampu membedakan ; suara ribut di kepala memanggil nama
dan sesak yang merasuki relung hati.
Pagi yang sama masih menginginkan dirimu.
Kalut di dada dan air yang meluap di sudut mata.
Aku terperangkap dalam kebodohan ; pada rindu yang tak terbalas.
Kepada kerapuhan hati ini, Aku ucapan, "selamat pagi".
Kekuatan untuk tetap berjalan melewati hari nan terlihat biasa.