Lihat ke Halaman Asli

Kopi dan Masyarakat Indonesia

Diperbarui: 1 Oktober 2015   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

1 Oktober 2015

Happy International Coffee Day!!!

Kopi. Berjuta cita rasa bisa dinikmati oleh seduhannya. Aromanya dapat membuat mahluk yang menghirupnya mabuk kepayang, bahkan jauh lebih dari itu. Ragam kopi yang begitu sangat banyak membuat pasar kelimpungan menghadapi permintaan konsumen. Jumlah ekspor dan impor biji kopi belum sanggup menandingi jumlah penikmat kopi di seluruh dunia, sebagai komoditas yang menguntungkan, saat ini penikmat kafein diseluruh dengan mudah bisa mendapatkan kopi baik di gerai (coffee shop) maupun di jalanan biasa (mesin kopi kaleng otomatis; biasanya di beberapa negara sudah memilikinya).

Volume ekspor kopi Indonesia rata-rata berkisar 350 ribu ton per tahun meliputi kopi robusta (85%) dan arabika (15%), sedangkan konsumsi kopi Indonesia telah mencapai 1,03 kilogram per kapita dengan kebutuhan kopi mencapai 260 ribu ton. Terdapat lebih dari 50 negara tujuan ekspor kopi Indonesia dengan USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris menjadi tujuan utama. Kopi pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1696 dari jenis kopi Arabika. Kopi ini masuk melalui Batavia (sekarang Jakarta) yang dibawa oleh Belanda. Indonesia sebagai negara ketiga penghasil kopi terbesar di dunia, ternyata masih kelimpungan menghadapi merk dagang kopi dari luar negeri. Sebut saja Starbucks, The Coffee Bean, Excelso, Coffee Toffee. Bahkan mayoritas masyarakat saat ini tidak lagi mencari kopi dari aroma dan cita rasa, namun mencari kopi dari merk. Semakin terkenal merk itu semakin banggalah mereka. Padahal cita rasa kopinya sangatlah biasa namun kreatifitas itulah yang membuat kopi dengan merk tersebut semakin mahal dan laur biasa.

Secara komersial ada dua jenis kopi yang dihasilkan di Indonesia yaitu kopi arabika dan kopi robusta. Dari total produksi kopi 750.000 ton tahun 2012, kopi arabika menghasilkan hampir 150.000 ton dari luas areal 250.000 hektar, sedangkan kopi robusta menghasilkan 600.000 ton dari luas areal 1,05 juta hektar.

Cita rasa kopi Indonesia sangatlah tinggi, sebut saja kopi luwak (yang katanya kopi dengan harga termahal) dan arabika, lihat saja penjual kopi warung di Aceh (dimana Sumatera adalah surganya Kopi), bahkan Indonesia merupakan satu-satunya negara produsen kopi yang memiliki kopi spesialti terbanyak di dunia. Beberapa nama kopi spesialti Indonesia yang telah dikenal di manca negara dan menjadi bagian dari menu origin di Cafe di kota-kota besar dunia diantaranya adalah Gayo Coffee, Mandheling Coffee, Java Coffee, dan Toraja Coffee. Sedangkan beberapa nama yang saat ini sudah mulai dikenal diantaranya adalah Bali Kintamani Coffee, Flores Coffee, Prianger Coffee, dan Papua Coffee. Para penikmati kopi sejati bahkan tidak ingin lagi mencicipi kopi-kopi merk luar jika mereka telah menikmati komoditas asal Indonesia ini.

Merayakan Hari Kopi Sedunia ini, marilah kita sebagai warga Indonesia mengonsumsi komoditas kopi milik negara kita sendiri, dan itu sudah sewajibnya. Dunia perlu tahu bahwa kafein Indonesia, mampu bersaing di kancah Internasional.

Once Again, Happy International Coffee Day!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline