Lihat ke Halaman Asli

Eka Flowerensya

Rollin' with the homies

Darurat Ilmu Pengetahuan di Samosir Selama Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 30 Juni 2021   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dunia sedang diombang-ambing oleh ketakutan karena virus covid-19, salah satunya di Samosir, Medan, Sumatera Utara, Indonesia.

Dimana Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring yang dilaksanakan pada Maret 2020, terdapat pada surat edaran Kemendikbud No. 40 tahun 2020, tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease, dampak virus covid 19 proses pembelajaran dilakukan dari rumah secara daring pada satuan pendidikan dengan menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi, dan media yang mendukung secara konsepsi memiliki tujuan yang baik.

Karena hal itu banyak tenaga kerja yang berhenti dan sekolah tempat menimba ilmu ditutup sementara, salah satunya sekolah SD NEGERI 10 LUMBAN SUHI SUHI TORUAN yang sudah melakukan pembelajaran offline setelah ditetapkannya peraturan pemebalajaran daring oleh Menteri Pendidikan yakni Nadiem Makarim.

Tentunya Karena hal ini, saya berkeinganan mewawancarai kepala sekolah dari SD tersebut yakni Ibu Resdi Sinaga, Rabu(23/06/2021)

Dari pernyataan dari ibu Resdi Sinaga selaku kepala Sekolah SD tersebut mengatakan bahwa setelah pandemi covid-19 sekolah diwajibkan ditutup dan belajar dari rumah, sehingga karena peraturan itu tidak sedikit siswa menjadi malas dalam belajar, karena beberapa dari siswa banyak yang belum memiliki handphone sebagai alat untuk melakukan pemeblajaran daring. Sehingga banyak siswa yang lebih memilih acuh tak acuh akan pembelajaran.

"Menurut saya pendidikan lebih penting ditanamkan di masa darurat seperti ini, dan itu harus dilakukan melalui proses interaksi yang cukup intens dan harus ada proses percontohan, penegakkan disiplin, yang dilakukan Guru kepada peserta didik. Adapun Pembelajaran jarak jauh yang dilakukan guru lewat media online seperti Whatsapp, tidak cukup membantu dalam melakukan pemeblajaran sehingga harus beberapa dari siswa harus datang kesekolah untuk belajar dan hanya ditentukan 5 orang saja siswa yang bisa dating agar pembelajaran dapat lebih efesien. 

Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, peserta didik membutuhkan perhatian khusus, terutama sarana prasarana yang digunakan, jaringan internet yang memadai dan harus motivasi  siswa agar dapat mengikuti proses pembelajaran yang bisa dikatakan bersifat mandiri.

Peran kepala sekolah dan guru dalam mendorong peserta didik sangat dibutuhkan apalagi banyak guru dan siswa yang masih gagal dalam menggunakan teknologi.

Ibu Resdi mengatakan peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendampingi anak anak dalam belajar, tapi seperti yang saya lihat, masih banyak orang tua yang tidak peduli dengan anak anak dalam pembelajaran, bahkan tidak sedikit orang tua yang menyuruh anak anak untuk membantu dalam mencari uang dikarenakan ekonomi keluarga yang semakin merosot akibat pandemi ini. 

 
Nah, seharusnya ini tidak boleh terjadi, karena sebagai orang tua harus Melakukan pengawasan dengan meminta jadwal proses pembelajaran kepada anak, mencek tugas yang dikerjakan oleh si anak. Dan Meluangkan waktu adalah satu-satunya kunci dalam pendampingan terhadap anak didik selama proses pembelajaran jarak jauh," ujar Ibu Resdi"

Dari pengamatan penulis juga Daring masih menjadi beban bagi para guru, para orang tua dan para siswa. Pemerintah juga harus memperhatikan kondisi ekonomi para orang tua dan siswa yang terdampak pandemi Covid-19 jika sistem pembelajaran jarak jauh masih menjadi pilihan, Sistem pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan dalam beberapa bulan terakhir ini menurut penulis belum benar-benar efektif.Rabu(23/06/2021)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline