Lihat ke Halaman Asli

Tidak Berhenti pada Satu Mimpi

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mimpi adalah salah satu hal yang murah di zaman yang serba mahal saat ini. Mimpi justru akan menjadi sangat berharga ketika kita berusaha dengan tekad yang kuat dan kerja keras untuk meraihnya menjadi kenyataan. Menciptakan beribu mimpi begitu menyenangkan. Berawal dari mimpi sederhana hingga mimpi luar biasa. Sesederhana mimpi saya anak dari kampung kecil terpencil untuk menginjakkan kaki di Jerman, sebesar mimpi saya untuk menjadi salah satu wartawan sekaligus fotografer profesional, dan mimpi terbesar saya untuk berpetualang menjelajahi seluruh dunia dengan bahasa.

Bahasa dan sastra, fotografi serta jurnalistik merupakan hal yang saya senangi dan telah membawa saya pada mimpi bahkan cita-cita menjadi sastrawan, fotografer dan wartawan yang tidak hanya mampu berbahasa indonesia namun juga pandai berbahasa asing dan menciptakan karya dalam multilanguage. Menyukai bahasa asing, mengisi waktu luang dengan membaca, bersekolah disebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan mengambil program bahasa hingga melanjutkan studi dengan jurusan bahasa inggris merupakan langkah-langkah saya menuju cita-cita.

Mimpi menginjakkan kaki di Jerman, tidak sesederhana yang dibayangkan. Belajar bahasa Jerman intensiv dengan menjadi salah satu siswa program bahasa saat SMA merupakan langkah awal mencapainya dan dengan usaha dan doa akhirnya saya bisa menjadi salah satu siswa yang mendapat beasiswa kursus bahasa jerman di negeri Albert Einstein itu. Satu cita cita sederhana masa SMA pun telah saya raih. Hal ini membuat saya optimis bisa meraih cita cita saya yang lainnya.

Menjadi seorang sastrawan diperlukan kepiawaian dalam merangkai kata-kata. Kepekaan terhadap lingkungan sekitar juga menjadi rangka utama dalam membuat suatu karya sastra. Banyak membaca karya sastra seperti novel cerpen dan puisi serta lain sebagainya. Hal tersebut dapat mengasah kemampuan dan kepekaan kita terhadap kehidupan sekitar karena dalam karya sastra biasanya mengangkat persoalan persoalan kehidupan sehari hari “If you want write well, write a lot”. Terus berlatih menulis dengan membuat puisi, cerpen bahkan novel juga dapat membantu mengasah kemampuan kita.

Sementara itu menjadi fotograferdan jurnalis juga merupakan hal yang tidak mudah. belajar tidak hanya dengan belajar teori namun juga banyak praktik dan terus berlatih memotretberbagai objek seperti human interest, landscape, dan lain sebagainya. Serta merekam berbagai kejadian lalu menuangkannya dalam tulisan. Hal tersebut dapat menambah kepekaan dan kepedulian terhadap alam sekitar, kehidupan sosial,budaya,politik serta ekonomi.

Meraih mimpi menjadi kenyataan bahkan menjadi sebuah profesi tentu diawali dengan satu langkah pasti yaitu terus belajar. “Starting from the simplest thing” memulai dengan sesuatu yang paling sederhana.Khususnya dalam belajar bahasa ada beberapa hal yang sangat penting yaitu “if you want to speak well, speak a lot. If you want to listen well, listen a lot”akan sangat menyenangkan ketika kita bisa menguasai banyak bahasa asing. Bisa berbahasa asing yaitu bahasa Jerman dan bahasa Inggris mengantarkan saya pada mimpi untuk berpetualang keliling dunia,menjelajahi dunia dengan bahasa, merekam objek dan kejadian lalu mengabadikannya dalam jepret kamera dan tulisan tulisan bermakna dan berseni. Tentu untuk merealisasikannya bukanlah hal yang mudah. Berusaha dengan tidak pernah bosan membaca, terus mencari berbagai informasi terkait melalui beragam media yang dapat memudahkan kita untuk belajar saat ini, seperti dari media massa hingga media elektronik.

Bahasa,sastra,fotografi,dan jurnalistik sesungguhnya merupakan hal yang berkaitan dan merupakan puzzle kehidupan saya yang mengantar saya pada pintu mimpi lalu menyusunnya dalam satu bentuk utuh yaitu cita cita nyata. Bahasa adalah pintu menjelajahi dunia. Sastra adalah seni kehidupan dalam untaian kata-kata. Foto adalah makna tanpa kata. Dan mimpi adalah mimpi, dan tetap akan menjadi mimpi tanpa kesadaran untuk meraihnya.“Create your dream, take your action, and make it happen !”. (Eka)



Created : Monday, November 19, 2012

Dear Harian Suara NTB,

tampi asih sudah membuat saya menyelipkan tulisan ini dalam lamaran





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline