Kasus bunuh diri kembali dijadikan sorotan oleh masyarakat beberapa hari terakhir. Setelah adanya penemuan jasad seorang pria tanpa identitas diduga bunuh diri yang tergantung di Jembatan Cidurian, Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor Jawa Barat. (Kompas.com, 08 Juli 2024)
Sebagaimana diketahui kasus bunuh diri semakin marak terjadi, dan angkanya semakin hari semakin meningkat. Laman CNN Indonesia pada Selasa 2 Juli 2024 menyebutkan bahwa dari data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Polri, kasus suicide rate di Bali mencapai 3,07 tahun 2023. Angka ini didapat dari perbandingan antara jumlah kasus bunuh diri dengan jumlah penduduk. Terdapat 135 kasus bunuh diri di Bali dengan jumlah penduduk berkisar 4,3 juta jiwa. Angka ini termasuk yang tertinggi.
Sementara di daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat kedua kasus bunuh diri, dengan suicide rate sebesar 1,58.
Provinsi Bengkulu menempati posisi ketiga dengan suicide rate sebesar 1,53, dan Aceh menyusul dengan suicide rate sebesar 0,02.
Faktor Penyebab
Fenomena perilaku bunuh diri di Indonesia semakin mengkhawatirkan dan tentu harus segera diatasi. Sejauh ini hasil pemeriksaan polisi menunjukkan bahwa depresi adalah faktor yang memicu kasus-kasus bunuh diri tersebut. sedangkan depresi muncul karena banyak faktor.
Menurut dokter spesialis kejiwaan atau psikiater RSUP Prof. Ngoerah Anak Ayu Sri Wahyuni menyebutkan bahwa terdapat dua faktor penyebab yaitu faktor biologis dan faktor psikososial. Faktor biologis berupa kelainan mental seperti depresi, skizofrenia, atau gangguan bipolar. Faktor psikososial seperti terbelit hutang terutama pinjaman online dan judi online dan sakit kronis yang tak kunjung sembuh. (CNN Indonesia, 27 Juni 2024).
Upaya Pemerintah
Meningkatnya data kasus bunuh diri di negeri ini dengan banyak faktor pemicunya jelas menggambarkan bahwa kondisi mentalitas masyarakat Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Kondisi inipun sebenarnya juga disadari oleh pemerintah.
Sebagaimana pernyataan dari Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Indra. Menurut beliau tindakan bunuh diri ini sangat melekat pada seseorang yang memiliki kepribadian introvert yang dikenal tertutup. Maka dari itu beliau mengimbau agar keluarga sebagai institusi pertama yang harus di edukasi dan menyediakan program konseling bagi masyarakat yang membutuhkan. (CNN Indonesia, 27 Juni 2024)