Lihat ke Halaman Asli

Eka Dwiningsih

Ibu Rumah Tangga, Penulis Lepas, Bisnis Owner

Sifilis Mengancam Generasi, Bagaimana Cara Mengatasi?

Diperbarui: 5 Juli 2023   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apa itu Sifilis

Sifilis atau penyakit raja singa adalah salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS). Sifilis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh Treponema Palladium yang berbahaya bagi penderita, juga bagi keturunannya. (KBBI). Kasus sifilis terjadi pada populasi waria, lelaki sex lelaki (LSL), wanita penjaja sex (WPS), dan pengguna Narkotika, Psikotropika dan bahan adiktif lainnya baik zat alami atau sintetis (Napza) suntik. 

Sifilis masih menjadi problem serius yang butuh penyelesaian tuntas di negeri ini. Pasalnya jumlah penderita sifilis terus meningkat tiap tahun. Menurut juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Muhammad Syahril dilihat dari tahun 2018 ke 2022 penderita sifilis mengalami lonjakan hingga 70%. Per tahun 2022 lalu penderita sifilis yang terdeteksi mencapai 20.783 kasus. Angka tersebut merupakan lonjakan yang cukup tinggi dibandingkan tahun 2018 yaitu sebanyak 12.484 kasus. (CNN.Indonesia, 2022)

Sedihnya, penyakit sifilis tidak hanya menyerang orang dewasa. Anak-anak dan bayi bisa tertular penyakit ini. Penularannya bisa terjadi saat ibu penderita sifilis mengalami kehamilan. Penularannya bisa melalui plasenta saat didalam rahim, saat proses melahirkan atau menyusui. Tanpa pengobatan yang memadai dan tuntas sifilis dapat menyebabkan terganggunya fungsi organ vital manusia seperti jantung, otak, hati, hingga pembuluh darah bahkan sampai mengancam jiwa. Pada bayi yang tertular sifilis sejak dalam kandungan beresiko lahir meninggal atau mengalami kecacatan.

Syahrir menjelaskan bahwa tingkat pengobatan ibu penderita sifilis tergolong rendah. Hal ini disebabkan adanya stigma dan unsur malu. Dari lima juta kehamilan tiap tahunnya hanya sabanyak 25% ibu hamil yang melakukan skrining sifilis. yaitu kurang lebih 1.2 juta ibu hamil. Dari 1.2juta ibu hamil yang diskrining itu, hasilnya sebanyak 5.590 ibu hamil positif sifilis. (Dinkes.acehprov.go)

Sex Bebas Pemicu Penularan sifilis

Sifilis adalah penyakit yang mengerikan. Infeksi melalui luka di alat kelamin, anus, bibir maupun mulut. Hal itu merupakan imbas dari aktivitas seksual berganti-ganti pasangan penderitanya. Ketika ditemukan lonjakan kasus penderita sifilis merupakan keniscayaan mengingat rusaknya pergaulan di tengah masyarakat saat ini. 

Kebebasan perilaku menjadi asas interaksi laki-laki dan perempuan. Termasuk dalam aktivitas seksual. Mereka merasa bebas melakukan aktivitas seksual dengan siapa saja yang mereka kehendaki. Baik itu kepada sesama laki-laki, wanita penjaja sex, atau dengan lawan jenis hanya dengan status teman. Hampir saja mereka lupa bahwa mereka adalah manusia. 

Pada kasus ibu hamil penderita sifilis tentunya tertular dari pasangannya. Ibu hamil inilah yang menularkan ke bayinya melalui plasenta atau saat proses persalinan pervaginam. Akibatnya banyak anak-anak yang juga mengidap sifilis. 

Sungguh menyedihkan, generasi yang seharusnya lahir sehat dan menjadi tangguh justru tertular penyakit yang membahayakan. 

Liberalisasi pergaulan terbukti telah merusak masyarakat. Kondisi ini bisa lebih buruk jika saja legalisasi LGBT disahkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline