Lihat ke Halaman Asli

Eka Dharma Saputra

Kompasioner - ASN - Veterinarian

Tagar #Desperate: Refleksi Kegagalan Sistem Pendidikan atau Tantangan Realita Dunia Kerja?

Diperbarui: 9 Oktober 2024   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencari pekerjaan impian | Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay

Pernahkah terpikir, kenapa makin banyak lulusan baru menggunakan tagar #Desperate di LinkedIn?

Apa yang terjadi sampai mereka merasa harus mengungkapkan keputusasaan secara terbuka di platform profesional seperti itu? Apakah ini hanya ekspresi frustasi atau ada sesuatu yang lebih dalam? 

Mungkin kita sedang melihat masalah yang jauh lebih besar: kegagalan sistem pendidikan dalam menyiapkan lulusan baru untuk menghadapi kerasnya realitas dunia kerja.

Pendidikan yang Tidak Siap Menghadapi Pasar Kerja: Apa yang Salah?

Sistem pendidikan kita, dengan segala kurikulumnya yang padat teori, sepertinya masih jauh dari apa yang dibutuhkan di lapangan. Mahasiswa menghabiskan bertahun-tahun di kelas, belajar berbagai teori dan konsep, tetapi saat tiba waktunya untuk mencari kerja, banyak yang merasa seperti "ikan di luar air." 

Kesenjangan antara apa yang dipelajari di kampus dan apa yang sebenarnya dicari oleh perusahaan sangat terasa.

Kita sering mendengar keluhan dari pencari kerja muda bahwa meski telah lulus dengan nilai yang baik, mereka tetap kesulitan mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Kenapa bisa begitu? 

Salah satu jawabannya mungkin karena keterampilan praktis yang dibutuhkan di dunia kerja sering kali tidak ditekankan dalam pendidikan formal. Soft skills seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja dalam tim, dan berpikir kritis jarang masuk dalam prioritas utama kurikulum. 

Akibatnya, lulusan baru masuk ke pasar kerja dengan "gelar," tetapi tidak selalu dengan keterampilan yang siap pakai.

Harapan Vs. Realita: Mimpi Lulusan Baru dan Kenyataan di Lapangan

Banyak lulusan baru yang bermimpi segera mendapatkan pekerjaan keren dengan gaji menggiurkan setelah lulus. Harapan yang tinggi ini sering terbentuk karena stereotip tentang lulusan perguruan tinggi yang dianggap pasti sukses. 

Namun, kenyataannya berbeda jauh. Persaingan kerja makin ketat, posisi yang diinginkan sulit didapat, dan tawaran gaji untuk fresh graduate kadang tidak sebanding dengan ekspektasi.

Statistik menunjukkan peningkatan angka pengangguran di kalangan lulusan baru. Bahkan, banyak yang bekerja di bidang yang tidak sesuai dengan jurusannya hanya demi mendapatkan penghasilan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline