Lihat ke Halaman Asli

Laut Kembali Sunyi (Bagian 27)

Diperbarui: 27 Juli 2016   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

27. Kembali ke laut

Sabtu pagi, Taufan pergi tidak menggunakan sepeda motornya. Pak Dirman menawarkan diri untuk mengantarnya karena melihatnya kurang sehat. Namun ditolaknya.

“Tidak apa-apa pak, aku hanya kurang tidur.” Taufan berbohong, sebenarnya dia merasa tidak enak badan, dadanya terasa sesak dan sakit dan tubuhnya agak sedikit lemas. Pak Dirman merasa kuatir dengan keadaan anak bungsu majikannya tersebut.

***

Cuaca sedikit mendung. Angin laut bertiup lebih kencang dari biasanya. Laut pun bergelombang lebih besar. Taufan duduk di pantai sambil memandang ke laut lepas. Ombak yang pecah di atas pasir meninggalkan buih-buih di kakinya. Dia merasa badannyan semakin lemas. Pandangan matanya kemudian diarahkan ke langit yang hitam. Dia teringat akan bayangan dan mimpinya. Lamunannya kemudian terpecah oleh sekumpulan anak-anak SD yang baru pulang sekolah yang berjalan tidak jauh di belakangnya. Taufan memperhatikan anak-anak tersebut. Mereka nampak senang dan bergembira.

“Wah! Kita tidak bisa main bola di pantai sekarang. Langitnya gelap banget. Ombaknya besar!” teriak seorang anak sambil menunjuk ke arah laut.

“Iya benar. Bapakku pasti marah kalau aku main bola di pantai saat cuaca kayak begini. Nanti aku kena jewer lagi. Bisa-bisa telingaku bertambah panjang!” kata anak lainnya yang kemudian disambut tawa teman-temannya.

“Mas jangan dekat-dekat ke laut cuaca seperti ini. Bahaya!” Salah seorang anak berteriak pada Taufan. Taufan tersenyum lalu melambaikan tangan ke arah anak-anak tersebut. Setelah mereka berlalu, Taufan melihat Wulan yang sedang berjalan ke arahnya.

“Akhirnya si anak kota datang juga! Sedang apa di sini?!” tanya Wulan, lalu duduk di samping Taufan. Gadis manis itu terkejut melihat keadaan Taufan yang nampak pucat dan terlihat lemah dengan badan yang semakin kurus.

Taufan tersenyum. Sudah dua minggu lebih, setelah acara wisuda, dia baru datang lagi ke pantai. “Bagaimana kamu tahu aku ada di sini?”

“Kenapa dengan suaramu? Suaramu serak dan parau! Kamu sedang sakit Fan?!”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline