Mengurung Senja
mentari itu mulai beranjak
meninggalkan Timur menuju awan berarak
kemerahan senja menyeruak membias garis langit
kelak kelam menganti
beratap biru kumulai melukis
tentang cita, cinta dan karya
tentang biru, merah dan jingga
tentang haru, sedu dan sedan
tentang kecap, polah dan tingkah
tentang ceria, tangis dan sinis
tentang tangan, kaki dan hati
tentang riuh, pekik dan senyap
tentang ada, tiada dan akan ada
tentang sudah, hampir dan belum
tentang nilai, rasa dan karsa
tentang kawan, sobat dan handai tolan
tentang air, akar dan gemericik
senja itu mulai senyap ... menderu diantara kepak sriti
senja itu mulai ribut ... menggayut disela jeruji
senja itu mulai temaram ... menghias diseluruh cakrawala
gedung-gedung bersorak mengacungkan tinggi
rumah-rumah berserak menghamparkan atap
gunung-gunung berbaris bertaut lembah
air laut beriak berkait sendu
senja itu telah terkurung ... berganti malam yang syahdu
mentari itu telah teredup, berbagi cahaya dengan rembulan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H