Lihat ke Halaman Asli

Mengurung Senja

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mengurung Senja

mentari itu mulai beranjak
meninggalkan Timur menuju awan berarak
kemerahan senja menyeruak membias garis langit
kelak kelam menganti

beratap biru kumulai melukis
tentang cita, cinta dan karya
tentang biru, merah dan jingga
tentang haru, sedu dan sedan
tentang kecap, polah dan tingkah
tentang ceria, tangis dan sinis
tentang tangan, kaki dan hati
tentang riuh, pekik dan senyap
tentang ada, tiada dan akan ada
tentang sudah, hampir dan belum
tentang nilai, rasa dan karsa
tentang kawan, sobat dan handai tolan
tentang air, akar dan gemericik

senja itu mulai senyap ... menderu diantara kepak sriti
senja itu mulai ribut ... menggayut disela jeruji
senja itu mulai temaram ... menghias diseluruh cakrawala

gedung-gedung bersorak mengacungkan tinggi
rumah-rumah berserak menghamparkan atap
gunung-gunung berbaris bertaut lembah
air laut beriak berkait sendu

senja itu telah terkurung ... berganti malam yang syahdu
mentari itu telah teredup, berbagi cahaya dengan rembulan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline