Lihat ke Halaman Asli

Eka Ayu

don't waste every opportunity

Apa Kabar Pasar Tradisional di Jombang pada Momen Ramadhan?

Diperbarui: 25 April 2021   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Alhamdulillah yang tidak terhingga, tahun ini (2021) suasana pasar tradisional lebih bergerak daripada tahun yang lalu meskipun ada sedikit kekhawatiran masyarakat dalam berkrumun di masa pandemi, pada tulisan ini saya mengamati pasar pon dan pasar peterongan yang ada di kota Jombang. Sebelumnya kita ketahui dulu yaa apa itu pasar tradisional?? Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Seperti yang kita ketahui  bahwa pasar tradisonal adalah tempat berkumpulnya para penjual dan pembeli masyarakat daerah yang masih  cukup mengkawatirkan di masa pandemi.

Dalam buku ekonomi mikro sebuah kajian komprehensif (2007) karya sugiarto dkk. Permintaan merupakan sejumlah jasa dan barang yang ingin dibeli atau dimiliki dengan tingkat harga tertentu yang berlaku di pasar dalam kurun waktu tertentu. Hukum permintaan hanya menekankan pada pengaruh harga suatu komoditas terhadap jumlah kompditas tersebit yang diminta. Pada hukum Permintaan ,hakikatnya ialah suatu hipotesis yang menyatakan hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut. Dimana hubunganya berbanding terbalik yakni ketika barang naik maka jumlah barang yang diminta akan turun. Dan apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta akan naik. Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan dari hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan jumlah komoditas yang di minta.

Dalam buku Ekonomi Mikro Teori & Aplikasi (2017) karya Sigit Sardjono, penawaran dalam teori ekonomi memiliki arti yaitu berbagai jumlah barang yang ditawarkan pada berbagai tingkat harga dalam periode tertentu dengan asumsi ceteris paribus atau hal hal lain di anggap tetap.  Sehingga dapat dipahami bahwa Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. Hukum penawaran berkebalikan dengan permintaan yakni ketika harga barang meningkat akan mendorong meningkatnya penawaran suatu barang atau jasa.Jika suatu barang atau jasa harganya meningkat, maka produksi akan memasok barang lebih banyak, sebaliknya saat harga turun, mereka enggan mengurangi pasokan.

Kedatangan bulan ramadhan di setiap tahunya memang menjadi  bulan yang ditunggu-tunggu oleh ummat islam,termasuk para pelaku ekonomi. Tingkat konsumsi di bulan ramadhan biasanya cenderung meningkat daripada bulan-bulan sebelumnya,sehingga kegiatan permintaan dan penawaran juga mengalami fenomena menguat dalam kegiatan ekonomi antara masyarakat dan para pedagang. Peningkatan konsumsi biasanya terjadi pada komoditas makanan,sandang,jasa dan sebagainya. Peningkatan permintaan dan penawaran di pasar tradisional pada saat ramadhan disebabkan oleh  tingginya permintaan kebutuhan makanan untuk berbuka puasa maupun sahur. Puasa seharian tentunya akan mempengaruhi psikologi masyarakat untuk menyantap makanan lezat dan bergizi. Sedangkan kegiatan penawaran  juga turut mengikuti dari permintaan. Ketika ramadhan banyak usaha baru yang muncul,seperti banyaknya masyarakat yang ingin mencoba berjualan menu takjil di pasar takjil yang buka hanya pada bulan ramadhan saja.

Pada kesempatan ini saya akan menganalisis bagaimana kondisi kegiatan permintaan dan penawaran pada pasar tradisional yang berada di Jombang jawa timur pada saat ramadhan ini,dengan pengamatan harga kebutuhan pokok masyarakat. Dari informasi berita kabar Jombang.com per hari rabu,tanggal 21 April 2021 menyebutkan bahwa kebutuhan bahan pokok di pasar tradisional Jombaang masih flukuatif (naik turun). Harga daging ayam di sejumlah pasar masih diatas harga normal walupun mengalami penurunan. Per tanggal 21 April 2021 di dappat harga daging ayam Rp 36 ribu per kilogram.“Ini sudah turun Rp 4 ribu, ketika awal Ramadan masih Rp 40 ribu. Saat ini menjadi Rp 36 ribu per kilogramnya,” kata seorang pedagang ayam di Pasar Pon Jombang.
Sedangkan harga cabai merangkak turun. Cabai merah dan cabai rawit saat ini per kilogramnya mencapai Rp 40 ribu per kilogram (hal ini disebabkan karena meningkatnya pasokan dan kebutihan tercukupi) .“Saya rasa untuk harga sayuran di pasaran saat ini mulai normal lagi. Tidak ada kenaikan tajam atau penurunan drastis,” kata Rotul. Sementara dari laman Siskaperbapo harga bahan pokok lainnya antara lain telur ayam mencapai Rp 23.500, bawang merah Rp 24 ribu, bawang putih Rp 22 ribu, beras Rp 9.500 sampai Rp 11 ribu dan minyak goreng Rp 14 ribu per liter.
Dari data fluktuatif  harga bahan pokok di atas yang bertepatan sembilan hari ramadhan,Permintaan masyarakat kategori konsumen rumah tangga cenderung stabil,sedangkan konsumen kategori pengusaha kuliner cenderung meningkat akibat permintaan masyarak dalam penyediaan makanan dan minuman siap saji meningkat di bulan ramadhan ini. masyarakat memilih membeli kebutuhan pokok sesuai kebutuhan saja. Jumlah penawaran barang dari para pedagang tradisional perihal bahan pokok yang dibutuhkaan masyarakat termasuk kategori stabil karena peningkatan permintaan tidak naik secara signifikan. Meskipun bulan ramadhan,para konsumen membeli bahan pokok sesuai yang dibutuhkan saja,tidak berlebih untuk persediaan. Sehingga penawaran yang disediakan oleh para pedagang atau penjual bahan pokok juga tidak berlebih dalam menyediakan barang di toko atau kedainya.

Pengamatan kedua ialah mengecek harga buah-buahan dan sayur-sayuran di bulan ramadhan. Buah-buahan di bulan ramadan adalah kebutuhan yang di cari masyarakat,baik konsumen rumah tangga maupun para pengusaha kuliner. Permintaan buah-buahan melonjak signifikan dibanding dengan bulan-bulan selain ramadhan yakni untuk berbuka puasa dan di olah menjadi es buah. Permintaan masyarakat yang naik di bulan ramadhan ini,sehingga harga-harga buah cenderung naik,seperti halnya buah naga yang mengalami kenaikan sebelum ramadhan harganya hanya Rp 7.000 per kilo gram dan sekarang Rp 15.000/kilo gram. Semangka harga per kilo gram pada bulan ramadhan Rp 20.000. Momentum ramadhan memang kesempatan para pedagang atau penjual buah menyediakan barang penawaran yang lebih meskipun harga buah-buahan termasuk mengalami kenaikan.

Pengamatan selanjutnya yakni saya mengamati  harga kebutuhan Produk sandang di pasar tradisional. Memasuki Ramadhan ke -9 saat ini para penjual produk sandang seperti baju,sandal,krudung di pasar tradisional masih terasa sepi, belum terjadi peningkatan seperti saat sebelum pandemi. Banyak Para pedagang yang mengaku bingung dengan kondisi sepi pembeli, apalagi mendapat kabar adanya pelarangan mudik, sangat dikhawatirkan masa panen yang biasanya dapat diperoleh saat lebaran bakal tidak dirasakan. Permintaan masyarakat yang rendah mengakibatkan para pedagang kebutuhan sandang saat ini tidak berani melakukan stok barang dagangan dalam jumlah banyak, karena tidak dapat ditakutkan tidak dapat laku terjual dan merugi. Meskipun masih sepi pengunjung, beberapa produk sandang seperti justru  mengalami kenaikan harga hingga 20% dari harga Rp 45.000 hingga Rp. 50.000. Sementara dari sisi keutungan rata-rata perolehan perolehan turun sebelum pandemi berkisar 50% dari omzet yang terjual, sekarang tinggal 15% setiap harinya.

Pengamatan terakhir yakni pada penjualan produk peralatan rumah tangga seperti gerabah,Alat kebersihan yang biasanya di bulan ramadhan,masyarakar berbondong-bondong untuk mengganti peralatan rumah tangga. Pada permintaan produk.peralatan rumah tangga di bulan ramadhan pada pasar tradisional cenderung stabil yakni tidak semakin meningkat maupun menurun secara drastis. Harga-harga yang ditawarkan pedagang atau penjual produk tersebut relatif seimbang dengan harga yang diharapkan masyarakat atau konsumen. Persediaan produk penawaran yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan toko saja dalam memenuhi permintaan konsumen.

Dari observasi pengamatan kegiatan permintaan dan penawaran pada pasar tradisional di kala ramadhan, dapat kita ketahui bersama bahwa kegiatan tersebut memiliki beberapa faktor pendorong terjadinya naik turunya transaksi.

Berikut adalah beberapa hal yang mempengaruhinya adanya kegiatan permintaan :
1.Seorang konsumen akan bersedia membeli sejumlah barang,karena membutuhkan barang tersebut. Seperti dalam membeli kebutuhan pokok pada bulan ramadhan,pembelian buah-buahan bagi pengusaha minuman es buah dan lain sebagainya.
2.Konsumen akan membeli jika harga barangnya cocok dengan mereka. Seperti contoh pembelian peralatan rumah tangga yang tidak mengalami perubahan drastis (harga standart)
3.Konsumen akan membeli suatu barang jika barang tersebut berguna baginya. Seperti halnya pembelian mukenah untuk menjalankan ibadah sholat khususnya sholat teraweh di bulan ramadhan.
Selanjutnya adalah hal yang mempengaruhi adanya kegiatan penawaran pada pasar tradisional diantaranya adalah harga. Contohnya pada harga buah-buahan yang tinggi di Momen ramadhan ini. Harga adalah syarat yang penting. Sebab, tanpa adanya harga, maka tidak akan ada hukum penawaran. Sebab, pada dasarnya, hukum penawaran terkait dengan harga barang dengan prospek jumlah barang. Jika harga barang naik, jumlah barang yang ditawarkan juga meningkat. Namun, harga barang yang turun membuat jumlah barang yang tersedia akan turun. Penjual lebih berani nyetok barang daganganya di kala harga naik dan permintaan masyarakat bagus.

Seiring berjalanya hari di bulan ramadhan yang munngkin saat ini (hari ke-9) kegiatan permintaan dan penawaran pada pasar tradisional rata-rata stabil,namun kemungkinan hari demi hari hingga menjelang lebaran,permintaan masyarakat akan cenderung meningkat dikarenakan tradisi ummat  islam dalam  berbagi makanan ke sanak saudara maupun tetangga ( hajatan puasa ater-ater), sedekah makanan kepada orang kurang mampu,musafir (berupa pembagian makanan takjil) di perbanyak aktivitasnya. Melihat kondisi seperti itu, ada harapan dari sisi konsumen (masyarakat) bahwa tidak ada lonjakan harga dan ketersediaan barang penawaran cukup. Dari sisi pedagang atau penjual ketika ramadhan yang sudah mendekati ramadhan, juga ada rasa khawatir terkait harga yang akan melonjak tinggi akibat permintaan konsumen (masyarakat) yang akan memicu adanya kelangkaan barang penawaran sehingga mau tidak mau harga yang ditawarkan kepada konsumen(masyarakat) relatif mahal,dan permintaan akan turun dari ekspektasi awal. Namun tidak sedikit.biasanya banyak pedagang atau penjual yang mau memanfaatkan momen lonjakan harga barang di bulan ramadhan dan menjelang lebaran, untuk berbondong-bondong menyediakan pasokan atau ketersediaan barang penawaran yang lebih untuk merakup keuntungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline