Sudah memasuki musim hujan, Indonesia sudah harus waspada pada penyakit-penyakit yang datang di musim ini. Salah satunya, demam berdarah dengue (DBD), penyakit yang harus diwaspadai setiap saat tidak hanya musim hujan. Karena nyatanya saat musim kemarau pun kasus DBD masih banyak terjadi di berbagai daerah. Sejak awal Januari 2019, Kementrian Kesehatan mendapat laporan mengenai kasus DBD yang terus bertambah. Pada Januari 2019, tercatat jumlah penderita DBD mencapai 13.683 orang di seluruh Indonesia. Dari jumlah ini, angka kematian yang disebabkan oleh kasus DBD mencapai 133 orang. Di beberapa daerah, sampai dengan bulan Juli 2019 kasus DBD justru mengalami lonjakan. Musim kemarau yang panjang menjadi salah satu penyebab melonjaknya penderita DBD.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata tidak perlu berpikir rumit, karena memang ada hubungannya. Rata-rata nyamuk memang akan lebih banyak dari biasanya pada saat musim kemarau tiba. Perlu diketahui nyamuk bisa berkembangbiak dengan tenang pada genangan-genangan air. Tidak seperti saat musim hujan, perkembangbiakan nyamuk terganggu karena sarang nyamuk bisa terbawa arus saat hujan deras. Selain itu, suhu bumi yang panas karena perubahan iklim bisa mengubah siklus hidup nyamuk menjadi lebih cepat. Siklus yang cepat ini, membuat membuat frekuensi makan nyamuk bertambah.
Bahaya DBD membuat kita harus waspada. Pencegahannya tidak terlalu rumit, dapat memulai langkah kecil menjaga kebersihan lingkungan mulai dari sekitar rumah masing-masing. Seperti yang dari dulu sering dikampanyekan, masih ingat dengan 3M (mengubur, menguras, dan menutup) kan? Ada baiknya, jika hal ini dilakukan secara serentak di lingkungan RT rutin setiap minggunya.
Untuk pencegahan lainnya, ada beberapa tips mudah dan aman tentunya untuk mencegah DBD di lingkungan rumah:
- Jangan menumpuk baju kotor terlalu lama
Tumpukan atau gantungan baju kotor adalah sarang favorit untuk dihinggapi nyamuk. Karena, baju kotor masih menyimpan bau manusia yang mengundang mereka untuk mendekat.
- Rutin membersihkan wadah penampung air
Selain bak mandi, perlu menguras dan membersihkan wadah-wadah lain yang menampung air di rumah. Seperti vas bunga, ember, kaleng bekas dan lainnya.
- Gunakan pakaian tertutup
Untuk mencegah gigitan nyamuk, ada baiknya untuk menggunakan pakaian yang menutupi kulit. Terutama pada saat malam hari, pada waktu ini nyamuk akan lebih agresif untuk menggigit manusia.
- Memasang kasa atau kelambu nyamuk
Untuk mencegah datangnya nyamuk dari luar rumah, kalian bisa memasang kasa pada setiap lubang ventilasi dan jendela. Selain itu, memasang kelambu pada kamar tidur juga bisa menjadi alternatif melindungi kalian dari gigitan nyamuk.
- Menanam tumbuhan pengusir nyamuk
Tanaman juga bisa menjadi sarang bagi sebagian nyamuk, alangkah baiknya untuk menyisipkan beberapa tanaman pengusir nyamuk. Diantaranya: bunga lavender, bunga geranium, serai, atau juga bunga krisan. Bunga krisan memang sudah terbukti ampuh untuk mengusir nyamuk. Tak heran, jika bunga krisan ini kerap diolah sebagai bahan utama dalam pembuatan obat nyamuk. Kandungan phyrethrin yang ada pada bunga krisan ampuh untuk mengusir nyamuk dan serangga. Kabar baiknya lagi, phyrethrin ini aman untuk manusia. Jika tidak sengaja masuk ke dalam tubuh manusia, maka akan dengan mudah dinetralisir oleh metabolisme manusia.
- Sedia dan rajin menyemprot obat nyamuk
Lindungi keluarga dan orang tersayang dari gigitan nyamuk dengan sedia semprotan obat nyamuk di rumah. Tetapi, pastikan kalian memilih semprotan nyamuk yang memiliki bahan alami dan tidak meninggalkan residu. Jadi, aman apabila terhirup oleh anak-anak dan keluarga di rumah.
Jangan sampai terlambat untuk mengambil tindakan dalam pencegahan DBD. Dengan menerapkan tips di atas dan membiasakan hidup bersih, maka keluarga dan lingkungan akan terbebas dari penyakit yang diakibatkan oleh nyamuk. Kesehatan itu mahal harganya, maka lebih baik mencegah daripada mengobati. Semoga kalian dan keluarga selalu dalam keadaan sehat dan terbebas dari penyakit DBD. Kira-kira apa saja yang sudah kalian lakukan untuk mencegah demam berdarah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H