Di lingkungan sekitar, sering kali kita menemukan limbah-limbah baik limbah pabrik maupun sampah dari masyarakat. Saat mendengar kata limbah pasti yang ada di pikiran kita beranggapan bahwa suatu tempat yang terkena limbah pasti kotor, menjijikkan, bahkan merusak lingkungan.
Lain lagi dengan limbah buangan air ikan lele yang yang menghasilkan bau tidak enak tetapi bisa dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman, khususnya untuk tanaman sayur karena di dalam limbah air kolam ikan lele mengandug Nitrogen dan Pospor yang paling banyak. Selain itu, kandungan yang terdapat pada limbah air ikan lele yaitu: NH3, NO3, NO2, C-organik, dan rata-rata memiliki pH 7-8.
Unsur-unsur hara ini dibutuhkan oleh tanaman terutama sayuran yang diambil daunnya, karena membutuhkan nitrogen yang tinggi seperti: cabai tomat, bayam, kangkug, dan selada.
Tanaman membutukan nutrisi, yang dimaksud dengan nutrisi disini yaitu unsur hara makro maupun mikro. Limbah air ikan lele mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman yaitu unsur NH3 dan NO3. NO2 adalah amoniak yang bersifat racun bagi ikan lele. Namun sebaliknya apabila diaplikasikan dengan tanaman, unsur NH3 yang terdapat pada air buangan ikan lele justru bermanfaat bagi tanaman, jadi diantara ikan lele dan tanaman dapat melakukan simbiosis mutualisme.
Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk NO3- (nitrat) atau NH4+ (ammonium). Tanaman yang hidupnya dengan media banyak berisi air akan lebih suka menyerap N dalam bentuk NH4+, sedangkan tanaman yang hidupnya di darat pertumbuhannya akan baik bila tersedia N dalam bentuk NO3-.
Cara mengaplikasiknya juga sangat mudah, cukup dialirkan ke masing-masing pot atau polybag yang ditanam sayuran. Keuntungan untuk hasil panen dari sayuran yang di beri pupuk limbah air ikan lele adalah tanaman lebih hijau, segar, awet, dan tidak mudah menguning. Selain itu, sayuran menjadi lebih sehat karena bersifat organik. Dikarenakan selama masa tanam sayuran tidak menggunakan pupuk kimia maupun pestisida, melainkan hanya menggunakan air limbah ikan lele sebagai pupuk alaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H