Lihat ke Halaman Asli

(Masih) Dalam Semu Meramu Jemu

Diperbarui: 24 Juni 2015   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika sendiri teramat terasa, sunyi dan sepi
wajah dayu hiasi malam suci bertabur mimpi
senyum harap pun tak mampu ku lalui
hingga menyadari ku terlelap dalam mimpi

#

Namun pagi ini masih menyambutku dengan riang
pesona alam wajah biru menghiasi raut hati
beningnya embun bak sucinya hati berlirih tenang
air mata yang berlalu seakan meniti pergi

#

Wahai Allah ..
Tidakkah kau dengar asa-asa dalam do'a menjulang
hati bersandar pada-Mu dengan simpuhku
Tidakkah kau saksikan hati teraniaya pedih terulang
antara nyata dengan kesemuan bergelut rindu

#

Wahai Allah ..
Jika bayang semu itu ada dan milik-Mu utuh
ku ingin nyata lebih indah dari semua cerita semu
jika fatamorgana lebih indah dari kenyataan penuh
baik buruknya semu ialah hanya sebatas jemu

#

Jemu yang kurasa tenang, nikmati sendiri
tanpa ia dan mereka .. dan bukan tanpa-Mu
ku terbiasa sendiri, walau terasa diri iri
iri dari kisah nyata mereka tanpa semu meramu jemu

****

#Eka Yulianti  - Ciledug, Tangerang#




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline